Dark/Light Mode

Juni, Bulan Bung Karno

Senin, 10 Juni 2024 05:46 WIB
Prof. Dr. Ermaya Suradinata
Prof. Dr. Ermaya Suradinata

 Sebelumnya 
Kemudian, Soekarno me­ninggal dunia pada tanggal 21 Juni 1970 di Jakarta. Kematian­nya menandai akhir dari era kepemimpinannya yang penuh warna dan dinamika. Meskipun di akhir hidupnya ­Soekarno ­mengalami penurunan ke­kuasaan dan dikucilkan secara politik, warisannya sebagai proklamator kemerdekaan dan bapak bangsa tetap dihormati. Warisan ini mengingatkan ­bangsa ini akan pentingnya mempertahankan dan meneruskan perjuangan yang telah dirintisnya.

Sebagai salah satu proklamator kemerdekaan Indonesia bersama dengan Mohammad Hatta, Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, hanya beberapa bulan setelah Panca­sila diumumkan. Peran ­Soekarno dalam merumuskan ­visi kemerdekaan dan memimpin ­bangsa menuju kemerdekaan sangatlah krusial. Proklamasi ini mengokohkan posisinya sebagai pemimpin revolusi dan pencetus kemer­dekaan Indonesia.

Baca juga : Warisan Bung Karno Menghadirkan Pancasila Menyatukan Bangsa

Tidak hanya memperkenalkan Pancasila, Soekarno juga meyakinkan para pemimpin lainnya untuk menerima dan meng­adopsi ideologi tersebut sebagai dasar negara. Pancasila mencerminkan keberagaman dan persatuan Indonesia, dengan lima prinsip utama: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Per­satuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ini memperlihatkan betapa mendalamnya pengaruh ­Soekarno dalam membentuk identitas nasional.

Selain itu, Soekarno di­kenal dengan ciri khasnya yang selalu menggunakan kopiah hitam, yang menjadi simbol nasio­nalisme dan identitas ­budaya ­Indonesia. Kopiah hitam tidak hanya menjadi bagian dari penampilannya tetapi juga menjadi ikon perjuangan kemerdekaan dan kebanggaan nasional. Penampilannya mencerminkan semangat perjuangan yang tak pernah padam.

Baca juga : Pancasila: Pilar Abadi Untuk Indonesia Maju

Peringatan “Bulan Bung ­Karno” merupakan bentuk penghargaan dan pengingat akan kontribusi besar Soekarno bagi Indonesia. Setiap tahunnya, berbagai kegiatan seperti seminar, pameran, dan upacara diadakan untuk menghormati jasa-jasanya dan mengingatkan generasi muda tentang nilai-nilai yang diperjuangkan oleh Soekarno. Hal ini juga menjadi momen refleksi bagi bangsa Indonesia untuk mengingat kembali dasar-dasar negara yang telah ditetapkan dan terus berusaha mewujudkan visi Indonesia yang lebih baik.

Dengan mengingat dan menghormati bulan Juni seba­gai “Bulan Bung Karno”, bangsa ­Indonesia tidak hanya menge­nang sejarah tetapi juga meneguhkan komitmen untuk meneruskan perjuangan dan mewujudkan cita-cita yang telah dirintis oleh Soekarno. Ini adalah kesempatan untuk menegaskan kembali nilai-nilai nasionalisme dan persatuan yang diwariskan oleh bapak bangsa.

Baca juga : Pancasila Sebagai Panduan Di Tengah Tantangan Globalisasi

Prof. Dr. Ermaya Suradinata, SH, MH, MS, adalah ­mantan Gubernur ­Lemhannas RI (2001-2005) dan ­Direktur Jenderal Sosial Politik ­Depdagri RI ­(1998-2000). Kini menjabat Ketua ­Dewan Pembina Center for ­Geopolitics & Geostrategy Studies Indonesia (CGSI), Ketua TIM Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.