Dark/Light Mode

Teosofi Haji (26)

Makna Spiritual Ka`bah (2)

Minggu, 16 Juni 2024 05:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Di hadapan Ka’bah kita semua merasakan seperti satu keluarga besar. Semuanya merasa kembali ke kampung halaman rohani masing-masing. Di sana tidak ada lagi kotak etnik, gender, umur, kewarganegaraan, pimpinan-bawahan, jenderal-prajurit, tuan/nyonya-majikan, Arab-non Arab, Timur-Barat, hitam-putih, pendosa-ahli ibadah, dan lain-lain.

Di halaman Ka’bah tidak ada lagi atribut sosial, politik, kelas, intelektual, dan jenis kelamin. Bahkan tidak ada lagi atribut spiritual-psikologis. Semuanya merasa sama sebagai “Keluarga Allah”, umat Nabi Muhammad, dan tidak ada lagi atribut “orang lain”. Persis sama yang dikatakan Nabi: “Bagaikan satu anggota badan, jika satu bagian sakit maka yang lain ikut sakit”.

Baca juga : Makna Spiritual Ka`bah (1)

Diharapkan dengan penunaian haji dan atau umrah kita sudah menyimpan memori simbolik berupa suasana batin, yaitu bagaimana rasanya kita hadir dan tersungkur di Baitullah, di depan Ka’bah, seolah-olah kita berada di sebuah alam yang amat lain dengan alam syahadah yang selama ini menyelimuti diri kita.

Sungguhpun di sana kita berdesak-desakan karena begitu padatnya umat Islam di sana, tetapi pada saat yang bersamaan kita juga merasakan kelapangan dada untuk mengerti sekaligus memaafkan semuanya, sungguhpun ada di antara mereka yang betul-betul menyenggol dan menyakiti badan tetapi terasa tidak ada dendam dan amarah.

Baca juga : Makna Spiritual Istitha`ah

Ini menggambarkan saat orang sedang bertawajjuh dengan Tuhannya semuanya terasa lapang dan tidak ada ganjalan dan sumbatan. Karena itu, sebelum kita menuju ke hadapan Baitullah terlebih dahulu kita menanggalkan simbol-simbol keduniaan dan alam syahadah kita berupa pakaian dan atribut sosial-budaya kita.

Yang tersisa hanya uniform ihram yang melekat di badan berupa kain putih polos. Ini juga melambangkan bahwa siapapun yang ingin mencapai puncak tawajjuh ia juga harus menanggalkan atribut keduniawian yang menghijab dirinya selama ini.

Baca juga : Makna Simbolik Maqam Ibrahim

Sehubungan dengan ini, menarik untuk dihayati lebih dalam firman Allah SWT: “Dan dari mana saja kamu ke luar, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil haram; sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Baqarah/2:149). Semoga para hujjaj semuanya menggapai tujuan (al-hajj), yaitu Haji Mabrur, haji yang dijanjikan dengan syurga jannah al-na’im (taman spiritual yang penuh kelezatan).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.