Dark/Light Mode

Teosofi Haji (23)

Makna Simbolik Maqam Ibrahim

Rabu, 12 Juni 2024 05:48 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Istilah Maqam Ibrahim ditemukan di dalam Al-Qur’an: Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (Q.S. Ali ‘Imran/3:97).

Dalam ayat lain juga disebutkan: Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud”. (Q.S. Al-Baqarah/2:125).

Baca juga : Menghayati Nama Allah, Rab, Ilah, Dan Asma’ al-Husna

Namun, kata Maqam Ibrahim dalam kedua ayat di atas bukanlah kuburan Nabi Ibrahim. Maqamnya ada di Hebron, negeri Palestina yang dikuasai Israel sekarang. Dalam artikel terdahulu dijelaskan Maqam Ibrahim adalah tempat pijakan kaki Nabi Ibrahim ketika merehab atau membangun Ka’bah.

Maqam Ibrahim secara simbolik dapat dimaknai sebagai tempat yang merupakan puncak pencarian seorang hamba yang disimbolkan dengan Nabi Ibrahim. Mungkin istilah yang lebih tepat ialah simbol ”Ibrahimi”. Di sini kita tidak memahami Nabi Ibrahim sebagai pribadi (as a person) tetapi Ibrahim (as a perfect man), hamba yang telah menemukan dan sampai (wushul) kepada puncak pencarian spiritualnya. Jika seseorang sudah sampai ke puncak pencarian ini maka ia akan merasa aman, tenang, dan damai (wa man dakhalahu kana aminan).

Baca juga : Dampak Teologis Kerusakan Lingkungan

Ia tidak lagi akan mencari sesuatu karena sudah segalanya ada di sana dan jauh melebihi apapun yang ada di tempat lain.

Dalam perjalanan spiritual mencari Tuhan (spiritual journey) dikenal beberapa pemberhentian sementara sebagai tempat refreshing seperti padang Arafah dalam pelaksanaan ibadah haji disebut dengan berhenti sementara (wuquf) di ’Arafah.

Baca juga : Misteri Maqam Ibrahim

Seorang jamaah tidak boleh merasa cukup dalam pelaksanaan hajinya kalau sudah sampai di ’Arafah karena itu hanya pemberhentian sementara. Masih harus ia melanjutkan perjalanannya ke Muzdalifah di malam hari sampai ke Mina dan pada akhirnya setelah melempar (jamarat) barulah ia ber-tahallul sebagai pertanda finish-nya ibadah hajinya.

Dalam perjalanan spritual juga demikian. Di atas langit masih ada langit. Kita harus terus melanjutkan perjalanan spiritual sampai tiba (wushul) di tempat tujuan akhir.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.