Dark/Light Mode

Teosofi Haji (26)

Makna Spiritual Ka`bah (2)

Minggu, 16 Juni 2024 05:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Haji sebagai arena muktamar umat Islam terbesar di dunia, berkumpul di depan sebuah bagunan hitam bersegiempat, betul-betul menjadi muara dan sekaligus pusat grafitasi spiritual yang mengikis habis ego-ego individu dan sosial. Betapa tidak, semua umat Islam di manapun berada dan apapun status sosialnya sama-sama harus menghadap ke Kiblat di dalam beribadah, terutama shalat. Bahkan dikatakan tidak sah shalat atau penyembahan seseorang jika tidak mengetahui dan meyakini kiblatnya. Doa iftitah yang diikrarkan saat memulai shalat kita berikrar dengan menyebut ayat: “Inni wajjahtu wajhiya lillati fatharas samawati wal ardha hanifan musliman wa ma ana minal musyrikin” (Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (Q.S. Al-An’am/6:79).

Baca juga : Makna Spiritual Ka`bah (1)

Doa iftitah dan penegasan ayat ini menekankan pentingnya segenap diri kita yang berlapis-lapis ini menghadap (tawajjuh) kepada Allah SWT yang kualitasnya disimbolkan kepada Ka’bah atau Baitullah. Allahu a’lam.

Baca juga : Makna Spiritual Istitha`ah

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 5, edisi Minggu, 16 Juni 2024 dengan judul "Teosofi Haji (26), Makna Spiritual Ka’bah (2)"

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.