Dark/Light Mode

Strategi Geopolitik: Membangun IKN Bukanlah Cepat Selesai

Minggu, 16 Juni 2024 06:09 WIB
Prof. Dr. Ermaya Suradinata
Prof. Dr. Ermaya Suradinata

 Sebelumnya 
Oleh karena itu dengan konsepsi kemandirian itu pula maka dana yang tersedia dari APBN untuk membangun IKN, harus dialokasikan dengan cermat, mengingat banyaknya kebutuhan pembangunan di sektor lain seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Mempertim­bangkan ini pula pembangunan IKN diperkirakan akan me­makan waktu yang cukup lama. Sehingga dalam ­kontek ini, strategi pemerintahan baru Prabowo Subianto untuk membiayai proyek IKN dengan sumber daya dalam negeri, juga membuka peluang untuk memberdayakan industri lokal dan menciptakan lapangan kerja.

Hal tersebut akan menjadi stimulus bagi perekonomian domestik, sekaligus memperkuat kapasitas nasional dalam mengelola proyek-proyek besar. Selain itu, dengan memaksimalkan potensi lokal, proyek ini bisa menjadi simbol kemandirian dan kedaulatan Indonesia. Dalam jangka panjang, meskipun memakan waktu lebih lama, pendekatan ini bisa menghasil­kan IKN yang lebih berkelanjutan dan berakar kuat pada kekuatan bangsa sendiri.

Baca juga : Juni, Bulan Bung Karno

Pembangunan IKN harus dilakukan dengan memanfaatkan kemampuan dan sumber daya yang bangsa ini miliki sendiri. Mengandalkan sumber daya lokal tidak hanya akan meningkatkan kemandirian bangsa, tetapi juga mendorong pengembangan industri dalam negeri, menciptakan lapangan kerja, dan memacu inovasi teknologi lokal. Sehingga tidak ada intervensi dari negara asing, termasuk ­intervensi geopolitik. Di mana intervensi geopolitik oleh negara asing merupakan tantangan serius yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Negara asing menggunakan berbagai strategi, mulai dari tekanan diplomatik hingga campur ­tangan ekonomi, ­untuk mencapai tujuan ­mereka di ­negara tujuan. ­Intervensi ­semacam ini sering kali melibatkan agenda politik tersembunyi yang bertujuan untuk mem­pengaruhi keputusan politik, ekonomi, atau keamanan negara sasaran.

Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk memperteguh konsepsi kemandiri Trisakti yang diamanat Bung Karno, maupun mengimplementasikan kebijakan luar negeri yang cerdas dan mempertahankan kedaulatannya dalam menghadapi tekanan dari luar. Bisa saja ­jalurnya melalui kerja sama regio­nal yang erat, di mana Indonesia dapat membangun konsensus yang mendukung ­kedaulatannya dan menjaga ­stabilitas di kawasan Asia ­Tenggara.

Baca juga : Warisan Bung Karno Menghadirkan Pancasila Menyatukan Bangsa

Bangsa ini harus waspada terhadap risiko intervensi geopolitik dari negara asing. Inter­vensi ini bisa datang dalam berbagai bentuk, mulai dari tekanan di­plomatik hingga ­pengaruh ekonomi melalui investasi besar-­besaran di proyek-proyek ­strategis. Bersamaan pula pemerintah harus me­mastikan bahwa keputusan terkait pembangunan IKN di­ambil secara otonom dan bebas dari tekanan eksternal.

Prof. Dr. Ermaya ­Suradinata, SH, MH, MS, adalah ­Gubernur Lemhannas RI (2001-2005) dan ­Direktur Jenderal Sosial Politik ­Depdagri RI (1998-2000). Kini menjabat Ketua ­Dewan Pembina Center for ­Geopolitics & Geostrategy Studies Indonesia (CGSI), Ketua TIM Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.