Dark/Light Mode

Teosofi Haji (27)

Makna Spiritual Kabah (3)

Selasa, 18 Juni 2024 06:05 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Nama lain dari Ka’bah ialah rumah pembebasan (Bait al-‘Atid). Disebut demikian karena kehadiran bangunan suci Ka’bah sesungguhnya adalah simbol pembebasan. Ketika Adam dan Hawa melanggar peraturan surga lalu keduanya dijatuhkan ke bumi penderitaan dari langit kebahagiaan.

Pada saat itulah Allah SWT menginstruksikan malaikat untuk membuatkan rumah pertobatan atau rumah pembebasan bagi Adam dan Hawa. Ka’bah adalah makhluk syurgawi yang diutus untuk menjemput anak manusia di bumi penderitaan untuk kembali ke syurga kebahagiaan.

Baca juga : Makna Spiritual Ka`bah (2)

Ka’bah berfungsi untuk menenangkan kembali hati dan pikiran Adam dan Hawa beserta anak cucunya yang jiwanya bergejolak sebagai kekhilafan yang baru dilakukannya. Ka’bah mengembalikan semangat hidup dan semangat juang Adan dan Hawa. Diharapkan anak cucunya pun juga merasakan hal yang sama setelah menunaikan ibadah Haji.

Ka’bah atau Bait al-‘Atiq, mendekatkan kembali anak manusia setelah berjauhan dari Tuhannya. Tidak ada bentuk penderitaan paling pedih selain hamba berjarak dengan Tuhannya.

Baca juga : Makna Spiritual Ka`bah (1)

Itulah sebabnya Allah SWT menurunkan sebuah ayat dalam rangkaian drama kosmik di dalam surah al-A’raf berikut ini: “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (Q.Al-Al-A’raf/7:26).

Jalan penyelamatan setelah tersesat karena pelanggaran ialah menutupi aurat sebagai simbol dosa dan kemaluan. Penutup aurat dan sekaligus dilengkapi dengan perhiasan dan aksessoris ialah pakaian ketakwaan (libas al-taqwa). Pakaian ketakwaan inilah yang mampu menutupi aurat kelemahan dan dosa kita sebagai umat manusia.

Baca juga : Makna Spiritual Istitha`ah

Renungkan kembali ketika kita mandi ihram sebelum menunaikan haji. Kita telanjang bulat. Kemudian kita membersihkan diri dengan air dalam bentuk mandi sunat untuk ihram. Setelah itu kita menggunakan pakaian khusus yang membalut lekuk-lekuk tubuh kita. Sepotong kain ihram putih tak berjahit, sekaligus mengingatkan kita sebagai pakaian di dalam liang lahat.

Tidak ada satupun menyertai kita selain selembar kain itu. Tidak ada atribut dan tanda pangkat dan jabatan. Tidak ada juga berbagai jenis harta kekayaan yang kita miliki. Pakaian ketakwaan tidak pernah hancur bersama hancurnya tubuh sekalipun. Pakaian ini yang menyertai dan sekaligus membela kita sepanjang zaman di akhirat kelak.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.