Dark/Light Mode

Teosofi Haji (33)

Makna Spiritual Simbol-simbol Haji (1)

Rabu, 26 Juni 2024 05:59 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam perspektif tarekat dan hakekat, simbol-simbol haji dan umrah dimaknai dengan makna yang berlapis-lapis. Ayat-ayat dan hadis tentang haji diberi makna ta’wil sehingga terkesan sakralisasi haji.

Berbeda dengan perspektif fikih yang terkesan privatisasi haji. Ibadah haji dan umrah sesungguhnya sarat dengan makna sakral, namun juga tidak sepi dari makna provan.

Unsur sakral haji dapat dengan mudah terlihat pada pengamalan rukun haji seperti berpakaian ihram menuju padang Arafah untuk melaksanakan wuquf.

Baca juga : Mengapa Kita Harus Thawaf?

Di sana terasa ada tekanan eksternal dan internal untuk mengakui persamaan diri dengan orang lain dan sekaligus menyatakan secara jujur akan segala kelemahan diri.

Semua topeng-topeng kehidupan yang membuat orang lain respek dan hormat, seperti pangkat, jabatan, kebangsawanan, kesarjanaan, dan kekayaan, semuanya berguguran dan tinggallah seorang diri (nafsi-nafsi) sebagai manusia dha’if tanpa daya di hadapan Allah Rabb Al-Qadhi.

Selanjutnya bermalam di Muzdalifah sambil memungut batu-batu kecil untuk persiapan keesokan harinya melempar jumrah. Setelah itu dilanjutkan dengan thawaf dan sa’yi di Masjid Haram. Ini semua melambangkan rangkaian suluk dan sair (perjalanan spiritual menuju Tuhan).

Baca juga : Mengenal “Al-Qur’an Takwini” (2)

Unsur privat haji dan umrah dengan mudah dapat terlihat dengan terciptanya suasana interaksi antara berbagai etnik, seoalah di Padang Arafah dan di Pelataran ka’bah tidak ada lagi sekat kewarganegaraan.

Puncak-puncak budaya dan kearifan local tampak bagaikan pelangi melingkari Baitullah. Sulit menemukan suatu tradisi besar yang mampu mengedit antara nilai-nilai sakral dan nilai-nilai provan secara simetris begitu indah selain pelaksanaan haji.

Beruntunglah orang-orang yang mendapatkan undangan menunaikan ibadah haji dan umrah, walau hanya sekali dalm hidupnya.

Baca juga : Makna Spiritual Thawaf

Kalangan ahli tarekat memaknai ibadah dan simbol-simbol haji lebih dalam dari sekedar penjelasan yang diperoleh saat mengikuti manasik haji.

Sebagai contoh, Bait Allah (baca: Baitullah) secara lahiriah atau dalam level ufuk terdapat di Mekkah dan untuk mengunjunginya memerlukan dimensi waktu dan tentunya biaya. Secara batiniah, Baitullah bisa hadir atau dapat dihadirkan setiap saat di dalam kalbu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.