Dark/Light Mode

Empat Satria Mencari Dewa Wisnu

Senin, 22 Juni 2020 05:14 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Sukses suatu negara dalam menangani pandemi Covid-19 tidak serta merta dapat dijadikan acuan. Setiap negara memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebagai contoh, Taiwan dianggap sukses menghadapi wabah Corona karena memiliki koordinasi bagus dan tim yang solid. Selain itu wakil Presiden Chen Chien Jen seorang doktor epidemiologi lulusan Universitas John Hopkins, Baltimore Maryland, Amerika Serikat. Chen Chien Jen paham betul bagiamana menangkal pandemi lebih awal dengan mengirim tim ke Wuhan. Di sisi lain, Brasil merupakan negara paling tinggi korban pandemi walaupun presidennya sudah mengganti dua menteri kesehatan. 

“Kalau di sini prestasi manangkal pandemi dijadikan gacuk untuk nyapres, Mo,” celetuk Petruk cengengesan. Romo Semar tidak serta merta mau komentar atas pertanyaan anaknya Petruk. Kopi pahit dan rebusan pisang tidak mampu mengusir kegalauan Semar. Romo Semar sedang galau dengan merebaknya isu komunisme di negeri ini. Dulu saat kampanye pilpres negeri ini diramaikan dengan banyolan “Cebong-Kampret”. Cebong Kampret mati muncul “Kadrun” kadal gurun. Sebetulnya perdebatan paham komunisme dan demokrasi bukan saja terjadi di sini. Di negeri pionir demokrasi seperti Amerika Serikat, setiap kampanye pemilihan presiden isu komunisme Soviet laris manis untuk kampanye. Semar jadi ingat saat runtuhnya kerajaan Pancawati di mana empat satria mencari keberadaan Dewa Wisnu.

Baca juga : Inovasi di Era Pandemi

Kocap kacarito, masa transisi dari zaman Ramayana ke Mahabarata ditandai dengan lengsernya prabu Ramawijaya dari Kerajaan Pancawati. Rama merupakan titis atau keturunan Dewa Wisnu penjaga ketertiban mayapada. Prabu Rama boleh saja lengser keprabon sebagai raja Pancawati. Akan tetapi Wisnu yang bersemayam pada dirinya harus mencari rumah baru untuk menjaga ketertiban dunia. Selain bersemayam di Prabu Rama, separo Wisnu manunggal sejiwa dengan Raden Lesmana. Lesmana merupakan saudara Prabu Rama satu bapak lain ibu. Dewa Wisnu secara utuh harus mencari satria sebagai penerus kepemimpinan di mayapada. Bagi Dewa Wisnu menyeleksi siapa yang pantas sebagai penerus kepemimpinan tidaklah mudah. Wisnu harus selektif dan satria yang dipilihnya berjasa dalam menjaga kesejahteraan dunia.

Prabu Puntodewa raja Amarta menugaskan Harjuna dan Prabu Kresna untuk mencari keberadaan Dewa Wisnu pasca runtuhnya kerajaan Pancawati. Menurut wangsit dewa yang diterimanya, siapa yang ketempatanWisnu akan menurunkan wiji sejati dan menjadi pemimpin masa depan. Harjuna dan Kresna berangkat menuju kerajaan Pancawati. Tidak ketinggalan Bima dan Prabu Baladewa ikut mendampingi ke Pancawati. 

Baca juga : New Normal Vs Memecah Belah

Bagi Kresna tidaklah susah untuk bertemu dengan Prabu Rama. Setelah keduanya berdialog panjang akhirnya sepakat melakukan transisi damai. Dewa Wisnu berpindah dari Rama ke Kresna. Sedangkan Wisnu di tubuh Lesmana menyatu dengan Harjuna. Konon justru Wisnu yang menyatu dengan Harjuna merupakan pembawa wiji ratu. Kelak keturunan Harjuna  menjadi ratu di tanah Jawa sampai sekerang ini. Prabu Baladewa sebagai pendamping Kresna mendapat hadiah sifat kesetiaan terhadap satu istri dari Lesmana. Pada umumnya raja-raja memiliki istri lebih dari satu. Prabu Baladewa hanya setia terhadap satu istri yakni Dewi Erawati. Sedangkan Bima mendapat sifat kepahlawanan dari Kumbokarno.

“Kita punya empat gubernur sakti untuk melawan corona, Mo,” celetuk Petruk. Romo Semar hanya tersenyum. “Tidak semudah itu untuk mengendalikan pandemi, Tole. Setidaknya ada empat langkah yang harus ditempuh agar tidak terus bertambah korban Covid. Pertama, melakukan koordinasi dengan baik. Kedua, menggunakan pengalaman krisis-krisis sebelumnya sebagai benchmark. Ketiga, menyamakan persepsi dalam mengendalikan pandemi. Dan yang terakhir, mengadopsi kearifan budaya lokal untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat luas. Tanpa adanya koordinasi yang baik, visi yang sama, tidak mau belajar sejarah maka penanganan pandemi bakalan ambyar dan fatal.” Oye

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.