Dark/Light Mode

Harmonisasi Kerukunan Umat Beragama (3)

Kamis, 6 Agustus 2020 09:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Hubungan pemerintah dan masyarakat di dalam masyarakat pluralistik terlihat jarak sosial yang seimbang, karena manakala pemerintah terlalu jauh mengintervensi urusan-urusan privat masyarakat, seperti agama, budaya, dan hak-hak politik masyarakat, maka akibatnya masyarakat lebih solid dan memiliki komunikasi langsung kepada pemerintah melalui media-media sosial.

Dahulu, media-media publik dikendalikan di bawah Kementerian Penerangan.Masyarakat plural adalah suatu masyarakat yang terdiri atas berbagai unsur dengan subkulturnya masing-masing, lalu menjalin kesepakatan menampilkan diri sebagai suatu komunitas yang utuh.

Baca juga : Harmonisasi Kerukunan Umat Beragama (2)

Berbeda dengan masyarakat heterogen yang unsur-unsurnya tidak memiliki komitmen ideologis yang kuat. Masyarakat pluralis tidak hanya sebatas mengakui dan menerima kenyataan kemajemukan masyarakat, tetapi pluralisme harus difahami sebagai suatu ikatan dan pertalian sejati sebagaimana disimbolkan dalam Bhinneka Tunggal Ika (bercerai-berai tetapi tetap satu).

Pemikiran plural juga harus disertai dengan sikap yang tulus menerima kenyataan kemajemukan itu sebagai hikmah yang positif. Di sini hadis nabi Muhammad mempunyai arti yang amat penting, yaitu “Perbedaan yang muncul di antara umatku adalah rahmat”.

Baca juga : Harmonisasi Kerukunan Umat Beragama (1)

Interaksi dinamis, bukan indoktrinasi aktif dari penguasa, dari realitas budaya yang berbeda melahirkan sintesa dan konfigurasi budaya keindonesiaan yang unik. Budaya keindonesiaan ini kelak menjadi wadah perekat (melting pot) yang efektif.

Bilamana interaksi dinamis terjadi dalam masyarakat, maka unsur-unsur lokal dan primordial, seperti suku, bangsa, agama berposisi sebagai kekuatan daya penyatu (centripetal). akan tetapi, jika interaksi dinamis tidak terjadi dan sebaliknya yang terjadi adalah indoktrinasi, maka unsur-unsur tersebut akan muncul sebagai daya pemecah-belah (centrifugal).

Baca juga : Resmikan Masjid, Pemkab Taput Miniatur Kerukunan Beragama

Membangun visi yang sama di dalam masyarakat pluralisme bukan sesuatu yang mudah, apalagi jika agama men-jadi unsur terkuat di dalam masyarakat pluralisme tersebut.

Indonesia adalah suatu bangsa yang dipadati oleh berbagai-bagai ikatan pri-mordial sebagai konsekuensi wilayahnya yang luas dan terdiri atas berbagai pulau besar dan kecil, dengan keunikan bahasa dan budayanya masing-masing.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.