Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Cycling de Jabar Jadi Ajang Persiapan Atlet Jelang Kejurnas Balap Sepeda 2024
- Man. City Vs Man. United, The Citizens Mau Pecahkan Rekor
- Rinov Dan Pitha Melaju, Putri KW Angkat Koper
- Gagal Di Malaysia Masters, Putri KW Langsung Tatap Indonesia Open
- Alasan Spanyol Akui Negara Palestina, Tolak Dicap Kawan Teroris Oleh Netanyahu
Memperkenalkan Moderasi Islam Indonesia Di Luar Negeri (17)
Islam Dan Hollywood (1)
Selasa, 26 Maret 2019 06:00 WIB
Sebelumnya
Sebagai contoh, sejumlah sutradara film menulis cerita tentang teroris dengan melibatkan tokoh pemeran antagonistik. Mungkin artis itu terkenal sebagai artis porno di dalam berbagai film tetapi tiba-tiba diminta memerankan peran antagonis sebagai tokoh muslimah.
Hal ini ditanyakan apakah melanggar etika atau menyinggung perasaan umat Islam. Contoh lain, bisakah divisualisasi sabda Nabi walaupun itu dalam bentuk efek cahaya atau animasi, yang sama sekali tidak menampilkan sosok Nabi Muhammad SAW.
Termasuk juga sejumlah istilah agama dan sejarah Islam, apakah tidak bertentangan dengan fakta sejarah yang sesungguhnya. Demikian pula mereka ingin tahu denominasi atau mazhab-mazhab dalam Islam.
Baca juga : Problem Migran Muslim Indonesia Di AS
Jangan sampai produknya sudah Islam menurut versi sunny tetapi menyinggung perasaan kaum Syi’ah, demikian pula sebaliknya. Ketika sang artis akan memerankan peran-peran yang berhubungan dengan Islam Lembaga ini diminta memberi masukan.
Seperti apa yang terbaik dilakukan tanpa mengurangi aspek bisnis dari sebuah produk. Sebelumnya pertimbangan seperti ini jarang dilakukan. Tidak heran jika dahulu banyak film-film Hollywood menuai kontroversi di dalam masyarakat muslim.
Sampai kepada kepatutan kostum pemain secara komprehensif diminta untuk dinilai dan diberi masukan. Misalnya bolehkah mendendangkan sebuah lagu yang mengandung lirik agama tetapi dengan kostum perempuan tanpa hijab atau memperlihatkan lekuk atau dada.
Baca juga : Keagamaan Migran Muslim Indonesia Di AS
Fungsi Lembaga tersebut mirip dengan Badan Sensor Film (BSF) atau Komisi Peyiaran Indonesia (KPI). Bedanya, di Indonesia Lembaga ini resmi dibentuk oleh negara sedangkan MPAC hanya merupakan Non-Government Organization (NGO/LSM).
Meskipun hanya NGO tetapi Lembaga ini mendapatkan tempat yang diperhitungkan. komunitas Hollywood. Tanpa paraf atau rekomendasinya, sejumlah kalangan khawatir kalau masyarakat nanti memboikotnya, atau bahkan akan menimbulkan ketegangan di dalam masyarakat.
New trend Hollywood tidak akan menimbulkan ketegangan yang bisa merusak tatanan kemanusiaan. Misi baru Hollywood ialah seni untuk kemanusiaan.**
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya