Dark/Light Mode

Kritik Dan Kecaman Dalam Demokrasi

Selasa, 16 Februari 2021 07:25 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Kata “KAMI”, rupanya, membuat Istana gerah, sebab istilah KAMI pernah diidentikkan dengan revolusi menggulingkan regime Soekarno pada tahun 1965-1966. KAMI dan KAPI inilah kekuatan ujung tombak ketika itu yang menjatuhkan Orde Baru.

Tidak heran, Moeldoko sebagai pensiunan Jenderal TNI dan salah satu pembantu terdekat Presiden Jokowi beraksi keras sekali atas pendirian KAMI versi Din dan Gatot. Intinya, Moeldoko mempersilakan eksistensi KAMI sebagai bagian dari Demokrasi. Namun, pada saat yang bersamaan Moeldoko mengeluarkan ancaman KERAS: KAMI jangan coba-coba mengganggu stabilitas nasional!

Baca juga : Moeldoko Menggoyang Demokrat, Ada Apa?

Istilah “stabilitas nasional” identik dengan Orde Baru; sebab istilah inilah yang amat sering dilontarkan Presiden Soeharto dan para pembantu dekatnya, terutama Ali Moertopo (alm) untuk mengancam lawan-lawan politiknya. Ketika itu, siapa saja – individu, kelompok maupun organisasi yang diberikan stempel “mengganggu stabilitas nasional”, TEWAS-lah mereka!!

Rentetan tuntutan yang hendak diperjuangkan KAMI, rupanya nyaris diidentikkan ancaman terhadap stabilitas nasional, sehingga KSP merasa perlu memperingatkan semua pimpinan KAMI.

Baca juga : Matinya Harian Suara Pembaruan (2/Selesai)

Kritik, bahkan kecaman boleh; malah sangat diharapkan oleh Jokowi, paling tidak begitu verbalismenya, tetapi ......... Anak kalimat “tetapi .....” inilah yang mengandung multi interpretasi, dan bisa menyeret pelontarnya ke ranah hukum.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.