Dark/Light Mode

Memberdayakan dan Diberdayakan Masjid (5)

Reorientasi Kultur Masjid (3)

Kamis, 22 April 2021 05:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengalaman tawanan perang Badar yang ditahan di masjid Nabi di Madinah, di antara mereka yang memiliki keterampilan dibebaskan untuk memberikan pengajaran keterampilan kepada penduduk Madinah. Misalnya kaum perempuan yang berminat memiliki keterampilan salon kecantikan diminta datang ke masjid untuk diajar oleh tawanan perempuan yang berprofesi tukang rias permaisuri atau isteri raja.

Mereka dibebaskan dengan tebusan mengajar kaum perempuan Madinah untuk keterampilan tukang rias. Hal yang sama juga terjadi bagi tawanan perang yang ahli membuat senjata canggih, tukang samak kulit, tukan besi, tukang kayu, sampai ke ahli bahasa, di bebaskan untuk mengajari keterampilan warga masyarakat Madinah. Dalam tempo singkat produktifitas orang-orang tersebut bisa menjadi salahsatu pendukung ekonomi masyarakat Madina yang di banjiri pengungsi.

Baca juga : Reorientasi Kultur Masjid (2)

Nabi Muhammad Saw juga memberikan apresiasi salahseorang warga Madinah yang memberikan hasil kerajinan tangan berupa lampu yang amat terang lalu digunakan di masjid Nabi. Nabi mengatakan: “Seandainya saya masih punya anak perempuan niscaya aku akan saya kawinkan engkau dengan nya”.

Belum lagi kafila bisnis yang akan datang dari luar negeri membawa barang dagangan dan kafilah yang akan berangkat ke luar negeri diumumkan di masjid. Baitul Mal yang menampung pundi-pundi umat berada di Masjid Nabi. Abu Hurairah sebagai direkturnya sangat profesional mengelola baitul mal itu. Dia memisahkan penyimpanan kekayaan negara itu dengan kriteria ketat. Kotak Hibah digunakan Nabi untuk membantu salahseorang perempuan tua beragama Yahudi, sementara kotak zakat hanya bisa dikeluarkan kepada kelompok asnaf yang ditentukan Syari’ah.

Baca juga : Reorientasi Kultur Masjid (1)

Sudah saatnya kita mengkaji ulang sejumlah hadis yang melarang atau yang mengisyaratkan kebolehan bertransaksi bisnis di masjid. Umat kita membutuhkan penyegaran pemahaman agar bisa berkompetisi di dalam perjalanan hidup yang dijalaninya. Jika potensi masjid yang luar biasa ini bisa dioptimalkan mengapa tidak. Sepanjang kita tidak melanggar nash yang tegas dan tentunya didukung oleh kaedah-kaedah yang luhur dan benar kita bisa menciptakan kultur baru di masjid yang bisa memberikan pengutan umat.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.