Dark/Light Mode

Memberdayakan dan Diberdayakan Masjid (5)

Reorientasi Kultur Masjid (1)

Selasa, 20 April 2021 05:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Keberadaan masjid kita sudah ter­lanjur dipersepsikan sebagai rumah iba­dah yang sakral, suci, dan penuh daerah terlarang. Akibatnya, masjid hanya famil­iar untuk kalangan tertentu yang diper­sepsikan sebagai ahli ibadah mahdhah.

Baca juga : Mengapa Sahabat Membakar Masjid Dhirar? (3)

Pengelola dan konsep pengelolaan­nya pun ditentukan oleh segelintir orang yang dianggap sebagai orang dalam masjid (ahlul masjid). Orang-orang yang masuk kategori ahlul masjid itu ialah orang yang rajin melaksanakan shalat lima waktu di masjid, apalagi jika masjid itu dibangun oleh yayasan keluarga, orang lain yang tidak ter­masuk keluarga tidak tertarik untuk memikirkan pemberdayaan masjid. Diberi kesempatan shalat jamaah atau shalat Jum’at saja sudah cukup baik, daripada pergi jauh-jauh.

Baca juga : Mengapa Sahabat Membakar Masjid Dhirar? (2)

Kultur masjid kita juga kurang fa­miliar dengan orang-orang yang bisa mengganggu ketenangan beribadah. Itulah sebabnya anak-anak sering kali dimarah-marahi atau terusir oleh pengurus masjid. Padahal, ada sebuah qaul mengatakan “teriakan anak-anak di masjid adalah doa”.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.