Dark/Light Mode

Masalah Inti Konflik Keras Kedua Kubu

Minggu, 21 April 2019 08:14 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Bahkan di mata Kubu 02, KPU dan lembaga penyelenggara pemilu lainnya, diam-diam juga berkonspirasi dengan Kubu Paslon 01. Maka, untuk menghadapi Kubu 01, tidak ada jalan lain kecuali menggerakkan kekuatan rakyat alias people power.

Sebaliknya, di mata Kubu 01, pertaruhan Pilpres kali ini terkait langsung dengan eksistensi Pancasila, NKRI dan UUD 1945. Maka “kita harus all out” memenangkan Jokowi-Ma’ ruf Amin.

Kecuali merasa yakin “dikerjain” oleh satu konspirasi besar untuk menenangkan Paslon 01, dan oleh sebab marah, Capres Kubu 02 juga tidak percaya bisa kalah sekitar 9% dari Paslon 01, sebab dalam Pilpres 2014 Prabowo-Hatta Radjasa hanya kalah 6,5% dari pasangan Jokowi-JK.

Baca juga : Selamat Nyoblos, Bung!

Bahkan menurut perhitungan survai internal, Kubu Merah Putih berhasil memperoleh 50,25%, sedang kubu 02 (Jokowi-JK) 49,75%. Dalam Pilpres 2019 kami bekerja lebih keras, di mana-mana kami mendapat sambutan rakyat yang luar biasa, koq malah anjlok suara kami? Tak mungkin! Tak mungkin!

Baik situasi politik kian panas. Paslon 02 sudah 3X mendeklarasikan “kemenangannya”. Prabowo di depan para pendukungnya sudah mengklaim dirinya “Presiden RI”.

Kubu 01 tidak mau kalah. Moeldoko, salah satu tokoh inti Kubu 01 pun sudah mengumumkan kemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin. Di antara dua kekuatan ini, berdiri kekuatan TNI yang sejak awal bersumpah untuk mempertahankan Pancasila dan NKRI at all cost!!

Baca juga : Membangkitkan Rasa Takut Dan Mengancam, Efektifkah?

Baik Panglima TNI maupun Kapolri sudah mengeluarkan pernyataan yang keras: aparatnya takkan segan-segan menindak segala kegiatan yang inkonstitusional dan anarkis.

Seolah menambah panas tensi politik di Nusantara, beredar pula video show of force TNI yang dihadiri oleh puluhan ribu personel pasukan khusus TNI: Kopassus, Marinir dan Paskhas.

Publik semula mengira mengancam Pendukung Kubu 02 untuk tidak main-main. Ternyata video itu sudah beredar di penghujung 2018 sebagai persiapan TNI mengamankan Natal dan Tahun Baru.

Baca juga : Perang Propaganda Semakin Panas

Siapa pula yang bermain api dengan memviralkan video yang menyesatkan itu?! Imbauan kami: semua pihak cooling down. Tunggu keputusan final KPU.

Jika tidak puas, masih bisa gugat ke Bawaslu, DKPP dan MK. Jangan bertindak anarkis dan inkonstitusional! Negara ini bonyok dan “perang saudara” bisa meledak jika dikedepankan!

Jangan lupa, TNI pun siap melibas siapa pun yang bermain api dan mengancam eksistensi Pancasila dan NKRI. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.