Dark/Light Mode

Membangkitkan Rasa Takut Dan Mengancam, Efektifkah?

Kamis, 11 April 2019 06:42 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

RM.id  Rakyat Merdeka - “Jika kami kalah, negara ini akan hancur!” kata Prabowo Subianto dengan nada keras. “Jika Prabowo habis, bahaya sekali!” kata Fahri Hamzah.

“Jika kami dicurangi, kami tidak akan tempuh jalur hukum, tapi saya akan (langsung) keyrahkan people power!” kata Amien Rais, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional.

“Ibu pertiwi sedang diperkosa, karena kekayaan negara kita diambil terus (oleh kekuatan asing)!” “Saya akan wakafkan hidup saya untuk rakyat. Saya akan berjuang untuk rakyat Indonesia, bukan berjuang untuk antek-antek asing. Tarif listrik kita diturunkan!” ungkap Prabowo Subianto.

“Saya akan segera memanggil para koruptor bila terpilih menjadi presiden. Saya akan meminta mereka bertaubat agar tak korupsi lagi!” “Rakyat sering dibohongi, ada koran bohong, TV bohong. Ada orang jutaan saat acara di Monas, dibilang cuma 15 ribu. Ini matanya di dengkul apa?” kata Prabowo saat berorasi........

Baca juga : Perang Propaganda Semakin Panas

“Ada televisi ....., saya rasa dia tidak berani ke sini itu. Saya tidak sebut nama,” ungkapnya sambil mengulang ucapan para pendukungnya.

Konten 7 (tujuh) pernyataan keras calon presiden 02 di atas mempunyai satu persamaan, yaitu ada unsur gertak atau membangkitkan rasa takut komunikan/ khalayak.

Dalam ilmu komunikasi disebut fear arousing communicaton (FAC), komunikasi yang mengandung unsur membangkitkan ketakutan, atau mengancam.

Menurut Prof. Kim Witte, “Fear appeals are persuasive messages designed to scare people by describing the terrible things that will happen to them if they do not do what the message recommends.”

Baca juga : Kuncinya Di Tangan TNI Dan Polri

“Dompet atau nyawa!” gertak pencopet setelah menggebrak kaca mobil di perempatan jalan. Artinya, ia mengancam pengemudi akan dihabisi nyawanya jika tidak segera menyerahkan dompetnya.

“Serahkan tubuhmu atau kucekik kau!” bentak seorang lelaki yang sudah diamuk libido tinggi kepada perempuan yang berhasil dibawanya ke kamar hotel.

“Jika saya dijatuhkan, paling sedikit 7 propinsi akan langsung mendeklarasikan kemerdekaannya!” kata (alm) Presiden Abdurrahman Wahid.

Ketika itu, kursi Gus Dur memang sedang digoyang-goyang DPR. Siapa pun, profesi apa pun, organi￾sasi apa pun, negara adidaya...... kerap menerapkan komunikasi membangkitkan rasa takut untuk mencapai tujuan komunikasi.

Baca juga : Kasus Siti Aisyah Jangan Digoreng

Efektifkah komunikasi jenis ini? Semua penelitian yang saya baca menarik kesimpulan yang hampir sama: Tidak selalu efektif. Ada sejumlah variabel yang menentukan efektivitas FAC.

Pertama, komunikan/khalayak memang yakin si komunikator tidak main-main dan memiliki kekuasaan/kemampuan untuk melaksanakan gertak atau ancamannya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.