Dark/Light Mode

Peran Politik Santri Dalam Lintasan Sejarah (2)

Lingkungan Pacu Santri (2)

Minggu, 1 Agustus 2021 06:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Pasca revolusi fisik, semangat kaum santri mempertahankan dan membangun negara tidak mengendur. Setelah tidak ada la­gi perang, kecintaan mereka pada negara disalurkan melalui jalur politik dan pe­merintahan. Seperti ditegaskan KH Wahab Hasbullah, bahwa dalam alam kemerdekaan diperlukan tenaga-tenaga muslim yang mampu menjalankan roda pemerintahan agar tidak dikuasai lawan.

Baca juga : Lingkungan Pacu Santri (1)

Perjuangan politik pesantren ter­us berlanjut hingga 1983. Dalam Muktamar NU ke-27 di PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, ditetapkan bahwa NU kembali ke Khittah 1926. Hal ini berarti politik pesantren tidak lagi dititikberatkan pada politik praktis (melalui partai-partai politik), melainkan lebih diorientasikan pada aspek sosial-keagamaan.

Baca juga : KPK Cecar Keikutsertaan Pejabat Sarana Jaya Dalam Tim Investasi Tanah Munjul

Penekanan orientasi tersebut, dijabar­kan dalam bentuk kegiatan dakwah, pengajaran dan pendidikan, baik formal maupun informal. Terutama dalam dakwah bil hal yang selama ini banyak dirintis para Kiyai dan santrinya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.