Dark/Light Mode
- Cek Di Sini, 5 Penjelasan Penting BPOM Soal Vaksin AstraZeneca Yang Bikin Heboh
- Lawan Guinea, Pelatih Persib: Timnas Akan Hadapi Lawan Berat
- Piala AFC U-17 Putri, Garuda Pertiwi Muda Fokus Hadapi Korsel
- 128.000 Jemaah Haji Indonesia Nikmati Fasilitas Fast Track
- Dortmund Ke Final, PSG Cuma Kurang Beruntung
Sebelumnya
Jika PP ikut mengalir dan beredar, masyarakat bisa kehilangan patokan nilai. Pada akhirnya masyarakat akan menilai, bahwa yang layak menjadi patokan umat dan standar nilai adalah PP.
Meskipun di luar sana terjadi perubahan menarik dan banyak hal yang menggiurkan, PP tetap diminta sebagai pemandu dan sekaligus pengendali perubahan sosial.
Baca juga : Membaca Tren Kelas Menengah Kaum Santri
PP tidak boleh tergiur dengan janji-janji materi tokoh-tokoh pemilukada, birokrasi, dan para pebisnis. PP juga sebaiknya tidak perlu mengeluh sebagai penonton atau “pemadam kebakaran” terhadap berbagai problem sosial. Pada saatnya PP akan selalu menjadi tempat rujukan masyarakat.
PP perlu mengingat kasus Perang Uhud, ketika Rasulullah meminta pasukan khusus yang berjaga di bukit strategis agar tidak meninggalkan posnya, apapun yang terjadi di bawah.
Baca juga : Bagaimana Mengatasi NII (4)
Ketika pasukan muslim berhasil memenangkan peperangan dan para prajurit di bawah sana sibuk berebutan harta rampasan perang, maka pasukan elit penjaga benteng di bukit juga berlarian meninggalkan pos, ikut berebutan harta rampasan. Maka pada saat itu pasukan musuh mengambil alih posisi penting yang berakhir pada kekalahan umat Islam. (*)
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.