Dark/Light Mode

Panggung Politik Ramai Ngomongin Dukungan Surya Paloh Untuk Anies Baswedan

Hendrawan Supratikno : Biasa-biasa Saja, Namanya Juga Politik

Jumat, 26 Juli 2019 11:14 WIB
Hendrawan Supratikno, Ketua DPP PDIP
Hendrawan Supratikno, Ketua DPP PDIP

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Partai Nasional Demokrat alias Nasdem, Surya Paloh bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Kantor DPP Nasdem, Jakarta, Rabu (24/7). “Sudah pastilah dukungan lahiriyah batiniyah,” kata Paloh tentang Anies Baswedan. 

Ini menimbulkan tanda tanya. Sebab, pada Pilgub 2017, Nasdem bukan parpol pengusung Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Terlebih, Fraksi Nasdem Di DPRD DKI menjadi fraksi yang paling vokal mengkritisi kinerja mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu. 

Di waktu bersamaan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Dua pertemuan yang terjadi nyaris secara bersamaan, banyak yang menilai sangat beririsan. 

Hal ini juga menyusul adanya kabar ketidakhadiran perwakilan PDIP saat Paloh menginisiasi pertemuan parpol koalisi pengusung Jokowi-Ma’ruf Amin di Kantor DPP Nasdem, Jakarta, Senin (22/7). 

Baca juga : IRMA SURYANI : Dukungan Untuk Gubernur, Bukan 2024

Meski demikian, usai bertemu Prabowo, Mega mengklarifiksi ketidakhadiran perwakilan PDIP saat itu lantaran sedang berada di luar negeri dan persiapan Kongres V PDIP, Agustus mendatang. Lantas, apa maksud Surya Paloh dan tanggapan PDIP  mengenai hal ini. Berikut wawancaranya.

Surya Paloh sebagai pimpinan Nasdem mendukung kepemimpinan Anies di Jakarta, serta siap mengusung Anies untuk Pilpres 2024... 
Tentu boleh-boleh saja. Dukungan demikian, mendorong partai politik mulai berpikir jauh ke depan, meski ada yang menilai terlalu dini. Dari sini terlihat, Bang Surya benar-benar ingin menjadi king maker. 

Surya Paloh menyinggung potensi Anies sebagai pemimpin. Bagaimana itu? 
Bang Surya menggeser perhatian kita ke kontestasi 2024. Alhasil, khawatir apabila Anies yang masuk radar kandidat potensial terjaring parpol lain, dukungan dini tersebut pasti punya dasar kepentingan politik yang ingin diartikulasikan lebih awal. 

Diartikulasikan bagaimana? 
Bang Surya seperti ingin keluar dari bayang-bayang partai yang lebih besar, atau kuat pengaruhnya dalam pilpres. 

Baca juga : Hendrawan Supratikno : Namanya Aspirasi, Nggak Masalah

Maksudnya ingin keluar dari bayang-bayang PDIP? 
Saya kira tidak demikian. Akan tetapi, ingin partainya lebih disegani sebagai partai jempolan. Bila disederhanakan, Nasdem sedang bermanuver untuk menaikkan posisi tawar dalam pangung politik nasional. 

Koalisi Jokowi-Ma’ruf sedang berkonsolidasi usai pilpres, kemudian mendapatkan kabar ini. Bagaimana itu? 
Bang Surya dikenal sebagai politisi yang banyak berinisiatif dan suka menciptakan permainan-permainan baru. 

Apakah Anda tidak khawatir sikap Nasdem ini membuat polarisasi baru yang potensial mengganggu konsolidasi? 
Biasa-biasa saja. Namanya juga politik. 

Apakah PDIP merasa digertak Nasdem, mengingat pada hari bersamaan, Prabowo bertemu Megawati, dan di dalamnya tidak hadir perwakilan parpol pengusung Jokowi-Ma’ruf? 
Bukankah main gertak dalam politik modern, dinilai sudah basi. Politik modern bersaing dalam wacana strategis dan eksekusi program di lapangan. Kami tak berpikir Nasdem main gertak. 

Baca juga : ADE IRFAN PULUNGAN : Jadilah Partai Oposisi Yang Konstruktif

Kenapa Jokowi tidak hadir pada pertemuan Prabowo dan Megawati, padahal kabarnya Jokowi akan menemani? 
Sudah ada jadwal acara penyambutan tamu negara. Tapi ada hikmahnya juga, guna mengurangi prasangka berlebihan yang tidak perlu. 

Maksudnya? 
Politik terkadang digerakkan oleh harapan yang keliru. Rasa khawatir berlebih tentang perilaku kawan atau lawan, anggapan yang tak beralasan, ataupun informasi yang tidak tepat. Nah, hal-hal tersebut dapat mengganggu kohesivitas dan soliditas kerja sama. 

Di pertemuan tersebut, apakah ada ajakan kepada Gerindra untuk berkoalisi dengan pemerintah? 
Seperti yang disampaikan Sekjen PDIP Mas Hasto, tidak ada pembicaraan tentang posisi koalisi atau oposisi. Tak ada pembicaraan soal distribusi kursi atau sejenisnya. 

Apa yang dibicarakan? 
Hanya menyamakan gelombang pemahaman terhadap persoalan bangsa ke depan. Hal ini suatu kemajuan di tengah adanya kekuatan yang ingin melihat sekat-sekat pemisah antar anak bangsa. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.