Dark/Light Mode

BPTJ Usul Ganjil Genap Diberlakukan Seperti Saat Asian Games 2018

SUBANDI : Kenapa Bukan Penjualan Kendaraan Yang Diatur

Kamis, 18 Juli 2019 13:41 WIB
BPTJ Usul Ganjil Genap Diberlakukan Seperti Saat Asian Games 2018 SUBANDI : Kenapa Bukan Penjualan Kendaraan Yang Diatur

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengusulkan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar ganjil genap diperluas seperti perhelatan Asian Games 2018. Targetnya, bisa mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum dan memperlancar lalu lintas. “Ini salah satu kebijakan pemerintah, push supaya orang cepat-cepat beralih ke angkutan umum,” ujar Kepala BPTJ Kementerian Perhubungan Bambang Prihartono. 

Bambang mengatakan, sejumlah ruas jalan yang dibatasi aturan ganjil genap, sudah memiliki ragam transportasi umum yang memadai, sehingga dirasa tidak akan menghambat aktivitas. “Kalau di rute-rute ganjil genap yang sekarang, angkutan umumnya sudah luar biasa. Contoh Sudirman-Thamrin, sudah ada MRT, Busway juga sudah ada high-deck di kanan dan low deck di kiri, ya kan? kurang apalagi? itu kan luar biasa,” ujar Bambang. 

Kemudian, lanjut Bambang, semua rute ganjil-genap dilalui oleh Transjakarta, jadi tidak ada alasan lagi bagi masyarakat tidak mempunyai pilihan transportasi. Usulan ini lahir dari evaluasi ganjil genap yang dilakukan BPTJ, seperti tertuang dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 155 Tahun 2018 tentang Pembatasan Lalu Lintas dengan Sistem Ganjil-Genap

Hasil evaluasi BPTJ, kinerja lalu lintas saat ini dibandingkan saat penyelenggaraan Asian Games 2018 telah mengalami penurunan sebesar 17 persen, dari 36,99 km/jam menjadi 30,85 km/jam. 
Pada saat penyelenggaraan Asian Games 2018, kebijakan ganjil-genap memang diterapkan di sejumlah ruas jalan di Ibukota. Waktu penerapan pukul 06.00-21.00 WIB. 

Baca juga : SYAFRIN LUPITO : Kita Kaji Dampak Sosial Ekonominya Juga

Bagaimana tanggapan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait usulan ini? Apakah akan mengikuti usulan BPTJ Kemenhub? Bagaimana pula tanggapan anggota DPRD DKI terkait usulan ini? Berikut wawancara Rakyat Merdeka dengan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Lupito ditanggapi Anggota Komisi B DPRD DKI, Subandi.

Apa tanggapan Anda mengenai usulan penambahan jam ganjil genap jadi 15 jam? 
Kalau tanggapan secara resmi, kita belum ada ya. Tetapi kalau secara pribadi, sepanjang itu untuk kebaikan dan masyarakat Ibukota, itu setuju saja. Hanya, kalau mau jujur, sistem transportasi kita belum baik. Jangan sampai masyarakat sekadar diatur, tetapi tidak dikasih solusi. 

Jakarta sudah memiliki kendaraan umum seperti MRT, Transjakarta, Jak-Lingko dan lainnya.... 
Transportasi itu bukan hanya ada di kota-kota, bukan hanya ada di sentra-sentra perkantorannya. Tetapi, akses-akses menuju ke situnya juga harus diperhatikan. Ini tujuannya pasti, agar masyarakat menggunakan transportasi massa. Begini, secara logika saja, kalau saya menggunakan transportasi massa lebih nyaman dan efisien dibandingkan kendaraan pribadi, ngapain menggunakan kendaraan pribadi. Orang bodoh saja yang menggunakan kendaraan pribadi jika tidak lebih nyaman dari transportasi massa. Di beberapa negara di luar negeri, orang menggunakan transportasi massa itu merasa nyaman. Karena, akses menuju ke rumahnya memadai. 

Contohnya? 
Sekarang misalnya, saya dari rumah tidak menggunakan kendaraan pribadi. Berapa jam saya sampai ke tempat tujuan. Kan kita belum tahu. Apalagi kondisi di Jakarta. Kemacetannya juga tidak bisa diprediksi, hari ini bisa lancar, besok bisa macet. Akhirnya kita berani gambling. Untuk perusahaan, terlambat dipotong gaji misalkan. Kan juga merugikan akhirnya. 

Baca juga : BAMBANG PRIHARTONO : Masih Dibahas, Pekan Ini Akan Kita Putuskan

Berarti Anda tidak setuju? 
Saya bukan tidak setuju. Tetapi, pemerintah harus benar-benar mempersiapkan infrastrukturnya. Ya kalau mau, pelan-pelan diberlakukan di mana-mana. Lalu, tempat yang mau diberlakukan ganjil genap, diisi kekurangannya. 

Punya perbandingan dengan kota lain di luar negeri? 
Kemarin saya ke Sydney. Mereka itu pendapatan daerahnya bukan dari pajak kendaraan. Sehingga, ketika membatasi kendaraan itu, dia tidak ada beban. Di Indonesia, di Jakarta, kendaraan masih menjadi sektor primadona pendapatan pajak kita. Terus mau melarangnya nanggung, mau dibatasinya nanggung. Kenapa nggak penjualan kendaraannya saja diatur benar. Jadi, rakyat saat ini dikasih pilihan, namun di satu sisi dipersulit. 

Bagaimana jika perpanjanganganjil genap diberlakukan Pemprov DKI? 
Saya nggak bisa berbuat apa-apa. Namun kalau bisa, dikaji ulanglah pemberlakuan ganjil genap ini. Apalagi, semakin panjang masa berlakunya. Jangan sampai nanti orang bawa kendaraan akhirnya merasa takut. Nanti ah pulangnya tengah malam saja. Kan kalau pulangnya tengah malam, akhirnya nggak produktif. Kasihan. Karena hanya menghindari urusan yang beginian. Besok kerjanya sudah lesu, nggak semangat. Intinya, kajiannya itu jangan kajian yang sekadar kepentingan pihak-pihak tertentu. Saya dari lama punya pandangan agak berbeda terkait peraturan ganjil genap. 

Mengapa? 
Karena, pada akhirnya orang bukan mengurangi mobil. Justru menambah mobil. Saya belum pernah ketemu kawan yang awalnya memiliki mobil satu, terus gara-gara kena ganjil genap akhirnya mobilnya dijual. Jangan sampai ada pesanan dari perusahaan otomotif. Kita kan harus curigai juga. Karena, akhirnya tidak produktif dan semakin banyak kendaraannya. Tentunya, dengan semakin banyak kendaraan, semakin besar pula pendapatan Pemprov dari sektor pajak kendaraan bermotor. 

Baca juga : Sukses Gelar Asian Games 2018, Indonesia Dapat Penghargaan Dari OCA

Kalau bukan ganjil genap, solusinya apa dong? 
Seharusnya masyarakat diedukasi. Bukan dihantami dengan pajak. Ini bukan bimsalabin. Makanya saya bilang, jangan sampai ini ada titipan regulasi dari perusahaan otomotif. Karena, kenyataannya orang-orang pada tambah mobil. Ya memang, di tempat-tempat tertentu terbatas kendaraannya karena ganjil genap, tapi di tempat lain semakin banyak kendaraan yang lalu lalang. [NNM]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.