Dark/Light Mode

Manuver Kiai Ma’ruf Seret NU Masuk Ranah Politik

Irfan Yusuf Hasyim, Juru Bicara Komite Khittah NU: Yang Ikut Pemilu 2019, PDIP Apa Partai NU Sih?

Rabu, 26 Desember 2018 10:56 WIB
Manuver Kiai Ma’ruf Seret NU Masuk Ranah Politik Irfan Yusuf Hasyim, Juru Bicara Komite Khittah NU: Yang Ikut Pemilu 2019, PDIP Apa Partai NU Sih?

 Sebelumnya 
Artinya begitu masuk politik enggak boleh bawa-bawa NU?
Iya. Jadi kalau masuk ke politik ya secara personal saja. Enggak akan mengatasnamakan pengurus NU, enggak mengatasnamakan apa saja yang berhubungan dengan NU.

Bisa dijelaskan enggak batasannya?
Misalnya, Anda jadi ketua atau pengurus NU nih, terus mau ke politik. Ya sudahlah, berhenti jadi pengurus, setelah itu enggak usah bilang, ‘saya ini orang NU, pilihlah saya’. 

Sudah lepas semuanya. Itu pun artinya Anda masih menyalahi janji waktu dilantik sebagai pengurus. Karena salah satu janji ketika pelantikan pengurus adalah tidak akan mau dicalonkan, dan mencalonkan diri untuk jabatan politik apa pun. Salah satu sumpahnya itu.

Baca juga : CHOIRUL ANAM, Jubir Komite Khittah : NU Sekarang Sudah Seperti Partai Politik

Kalau sudah membawa nama NU begitu sebetulnya ada sanksi yang tegas enggak?
Kalau kita baca anggaran dasar dan rumah tangga (AD/ART) itu sudah jelas. NU itu bukan partai politik, sehingga tidak harus bermain di politik praktis seperti sekarang ini. 

Larangannya sebetulnya sudah jelas. Tapi oleh beberapa pengurus NU itu sekarang diartikan lagi. Namanya pembenaran ada saja lah. Tapi kalau kita mau jujur baca aturan yang ada, ya seperti itu lah.

Berarti langkah Ma’ruf Amin nyalon sebagai wapres ini sudah menyalahi atuaran dong?
Kalau bagi pandangan sebagaian besar kiai NU itu salah. Tapi kalau bagi beliau mungkin benar, menurut beliau benar.

Baca juga : Ashraf Ali, Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI: Kami Diperkenalkan Dong Jangan Di Media Saja

Lalu karena sudah jelas salah bagaimana?
Saya ikut apa yang dikatakan kiai-kiai dalam Komite Khittah , ayolah NU kembali ke garisnya semula. Enggak usah ditarik ke kiri atau pun ke kanan. Biarkan lurus dijalurnya. NU kan sudah punya rel tetap, sudah punya trek tetap, enggak usah ditarik ke kiri dan ke kanan.

Ini kan arahnya sudah ke politik praktis. Kalau menurut Anda perlu ada pergantian enggak di PBNU?
Bukan pergantianlah, kita kembalikan arahnya. Jika untuk mengem-balikan arahnya itu harus lakukan pergantian, ya itu tergantung dari NU itu sendiri. Intinya itu bagaimana baliknya ke rel semula. 

Kalau bisa dikembalikan tanpa ganti masinis ya enggak apa-apa. Kalau harus ganti masinis untuk mengembalikan ke relnya, ya apa boleh buat. Yang pent¬ing bagaimana NU segera kembali ke jalurnya saja.

Baca juga : Agung Yulianto, Kandidat Bakal Wagub DKI Jakarta: Wajar Mereka Menolak Karena Belum Kenal Saya

Ada imbauan enggak buat Ma’ruf Amin karena kan sudah bawa-bawa NU nih?
Enggak lah. Saya kan anak muda, masa harus menyampaikan pesan ke beliau. Enggak pantaslah. Tapi yang jelas saya berharap NU bisa segera kembali ke jalurnya.  Bagi para nahdiyin, para warga NU, dalam memilih presiden, memili dan wakil rakyat, harus sesuai dengan hati nuraninya, sesuai prestasi dari masing-masing calon. Jangan karena perintah dari orang lain. 
Untuk jamiyah NU me¬mang biasanya mengikuti tokoh pa¬nutannya. Tapi sekarang ini kita lihat dulu lah, kita perhatikan baik-baik. Yang benar kita ikuti, yang enggak benar ya jangan kita ikuti. [NDA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.