Dark/Light Mode

Yang Valid Data Asing Atau Dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Kita

SUDIRMAN SAID : Setiap Orang Bebas Kutip Referensi Sepanjang Kredibel

Jumat, 4 Januari 2019 10:40 WIB
Yang Valid Data Asing Atau Dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Kita SUDIRMAN SAID : Setiap Orang Bebas Kutip Referensi Sepanjang Kredibel

RM.id  Rakyat Merdeka - Data yang diungkap Wakil Ketua DPR, Fadli Zon terkait indeks kehidupan demokrasi dan kebebasan sipil di Indonesia memicu polemik. Di jagat medsos Fadli Zon dibully pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin. Seperti apa sih datanya hingga membuat pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin terbakar? 

Jadi berdasarkan data yang dirilis The Economist Intelligence Unit (EIU) peringkat kehidu¬pan demokrasi di Indonesia anjlok 20 peringkat dibanding 2016. Dari sebelumnya menghuni peringkat 48, kini hanya bertengger di posisi 68. Fadli membandingkannya dengan peringkat demokrasi Timor Leste yang berada di urutan 43 pada 2017. 

Politikus Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu menggunakan data Freedom House, organisasi independen pengawas kebebasan dan demokrasi di dunia Fadli berkaca kepada kondisi politik Indone¬sia yang masih diramaikan isu tak menggembirakan menjelang Pemilu 2019. Dia mencatat, ada beberapa persoalan politik sepanjang 2018. 

Baca juga : ACE HASAN SADZILY : Baca Datanya Jangan Sepotong-sepotong Dong

“Mulai dari jaminan kebebasan berkumpul dan berserikat yang menurun, intimidasi terhadap lawan politik, hingga manajemen pemilu yang amburadul,” tulis dia di akun Twitternya, @fadlizon, Selasa, 1 Januari 2019.

Anjloknya indeks demokrasi Indonesia terjadi lantaran adanya ancaman kebebasan sipil di Indonesia. “Meningkatnya ancaman kebebasan sipil, menurut Freedom House, telah mendorong Indonesia turun status dari negara ‘bebas’ (free) menjadi negara ‘bebas sebagian’ (partly free) di tahun 2018. Sementara itu, jika kita bandingkan dengan Timor Leste, situasinya berbalik. Timor Leste mengalami kenaikan status dari negara ‘partly free’ menjadi ‘free’,” kata Fadli.

Kepada Rakyat Merdeka, juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin; Ace Hasan Syadzily dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno; Sudirman Said melempar argumentasinya masing-masing terkait data Fadli Zon itu. Berikut pernyataan keduanya;

Baca juga : MOCHAMMAD AFIFUDDIN : Ada Sanksi Pidana Kalau Laporan Dananya Tidak Benar

Sebenarnya data yang disampaikan oleh Fadli Zon itu berasal dari mana sih?
Yang saya baca di media, Pak Fadli Zon mengutip indeks EIU (The Economist Intelligence Unit). Menurut studi terakhir memang benar situasi kita seperti yang digambarkan. Bahkan bila dilihat kecenderungan sejak 2006, ketika EIU memulai studinya keadaan kita semakin buruk. 

Ketika IEU memulai menerbitkan indeks demokrasi di Tahun 2006, Indonesia berada di peringkat 65 dari 167 negara dengan skor 6,41. Pada era Presiden SBY skor kita terus naik menjadi 7,03. Di tahun 2015, di peringkat 49. Naik lagi keperingkat 48 di tahun 2016 dengan skor 6,97. 

Tetapi melorot tajam di tahun 2017 menjadi peringkat 68 dengan skor 6,39. Rating dan skor ini lebih buruk dibanding 12 tahun lalu. Jadi dua tahun terakhir kepemimpinan Presiden Jokowi membuat indeks demokrasi kita terlempar jauh ke bawah. 

Baca juga : HASYIM ANSYARI : Tidak Sanksi Diskualifikasi

Legitimasi dari data yang digunakan Fadli bagaimana?
Setiap orang bebas menggunakan referensi, sepanjang referensi itu kredibel. Tetapi bila kita gunakan indeks yang diterbitkan Badan Pusat Statistik pun keadaannya sama. Benar bila dibanding tahun 2016, indeks demokrasi di 2017 naik dari 70,09 menjadi 72,11. 

Tetapi itu hanya kembali seperti tahun 2015. Sedangkan secara tren sejak tahun 2014 indeks demokrasi Indonesia mengalami penurunan dalam 4 tahun terakhir. Kita pernah mendapat skor 73,04 di penghujung kepemimpinan Presiden SBY. Dan itu merupakan skor tertinggi yang pernah kita alami.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.