Dark/Light Mode

Senjata & Kompleks Khusus KPK, Setuju?

Saut Situmorang : Sudah Lama Penegak Hukum Dipersenjatai

Kamis, 17 Januari 2019 10:08 WIB
Senjata & Kompleks Khusus KPK, Setuju? Saut Situmorang : Sudah Lama Penegak Hukum Dipersenjatai

RM.id  Rakyat Merdeka - Belum lama ini rumah dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo dan Laode M Syarif diteror orang tak dikenal. Rumah Laode M. Syarif dilempar bom molotov, sementara rumah Agus Rahardjo mendapat teror bom palsu. Sampai saat ini kepolisian masih dalam tahap penyelidikan di kedua kasus tersebut.

Akibat terjadinya kedua peristiwa itu, wacana untuk memperkuat pengamanan personel KPK pun kembali menguat. Indonesian Corruption Watch (ICW) mengusulkan agar dibangun kompleks perumahan khusus bagi pimpinan KPK. Alasan ICW adalah, bila pimpinan KPK tinggal di kompleks khusus, orang yang mendatangi rumah pimpinan KPK bisa terkontrol, sehingga jauh lebih aman.

Usul lainnya adalah untuk mem¬persenjatai personel KPK. Usulan ini pertama kali muncul, pasca mencuatnya kasus penyiraman air keras, yang menimpa penyidik senior KPK Novel Baswedan. Usul ini kembali dimunculkan oleh Ketua KPK Agus Rahadjo, dan kepolisian pun menyatakan akan mengkaji usulan tersebut. Lantas bagaimana pandangan KPK sendiri atas upaya memperketat pengamanan ini? Apakah mereka menggap itu benar-benar perlu? Bagaimana pula pandangan pihak yang kontra? Berikut penuturan lengkapnya.

Baca juga : Ketum PPP Sebut Yaya Purnomo Makelar Kepala Daerah

ICW mengusulkan agar pimpinan KPK diberikan kompleks rumah dinas agar aman dari teror. Apakah penting kompleks rumah dinas tersebut?
Pilihan tinggal di rumah kompleks khusus KPK, atau rumah masing-masing secara terpisah lokasi berbeda, ada plus-minusnya. Sama saja bilamana Anda mau aman dari target penjahat saat Anda di jalanan, mau naik mobil sendiri hanya ada Anda, atau naik kendaraan umum yang ada orang lain di sana. 

Dua duanya punya plus minus. Naik mobil sendiri mudah diidentifikasi mobil Anda, dan naik kendaraan umum juga bisa diidentifikasi, bahkan jika diserang orang bisa jadi orang lain di luar Anda juga ikut kena serangan.

Karena mungkin ada juga yang mau membela Anda malah ikut korban. Ataupun katakan tidak ada yang membela, tapi Anda ter-cover dengan banyak orang. Sehingga pelaku malah lebih berani menyerang, lantaran mera¬sa lebih hebat menyerang orang KPK, apalagi penyerangannya itu di ruang publik. 

Baca juga : RAJA JULI ANTONI : Aksi Di Solo, Politik Pakai Jubah Agama

Sementara kalau Anda naik mobil sendiri lebih lincah, tapi mobil Anda pasti mudah diketahui kalau di dalamnya ada Anda, dibanding Anda naik kendaraan umum.
Kita bisa ngatur-ngatur naik ojek, naik mikrolet, taksi, dan lain-lain. Pada intinya, Anda tinggal di mana saja secara fisik yang bisa Anda atasi hanya soal jarak tembak dan cara menembak Anda. 

Jadi soal rumah khusus itu masih subjektif?
Jadi bukan soal kompleks atau tidak. Melainkan yang utama ialah, adanya detail-detail analisa kompleks semua potensi ancaman. Yang perlu didekati ialah dari sisi pencegahan. Jadi Anda tinggal di satu kompleks pun dengan kamera lengkap (ratusan Titik), kaca anti peluru, akses pengamanan, dan lain-lain, kalau Anda tidak awas dan detail, bagaimana cara memperlakukan tukang antar surat, dan tukang kebun di kompleks Anda, maka Anda punya potensi kena timpuk. 

Ada ribuan kemungkinan yang Anda harus lakukan. Jika hal ini kemudian dibahas pada banyak sisi, hampir dapat dipastikan banyak yang mengatakan, ‘ah si Saut ini ngarang-ngarang saja’. Ya memang begitu Anda tidak percaya sesuatu sampai itu nyata.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.