Dark/Light Mode

“Selain NU Salah Semua”

SAID AQIL SIRADJ : Kalau Pernyataan Saya Jadi Kontroversi Boleh-boleh Saja

Rabu, 30 Januari 2019 11:26 WIB
“Selain NU Salah Semua” SAID AQIL SIRADJ : Kalau Pernyataan Saya Jadi Kontroversi Boleh-boleh Saja

RM.id  Rakyat Merdeka - Pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj soal imam masjid hingga pengurus kantor urusan agama (KUA) seharusnya dari NU memicu kontroversi, di kalangan umat Islam. Di era Presiden Jokowi, organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam terbesar yang paling mesra dengan pemerintah saat ini boleh dibilang hanya NU. 

Sehingga tak aneh, ketika pernyataan pucuk pimpinan NU yang terkesan ingin mendominasi seluruh kegiatan ritual peribadatan akan memicu polemik. Pasalnya, di Indonesia terdapat banyak ormas Islam dan bukan hanya NU. Pernyataan Said Aqil jelas memantik reaksi ormas Islam lainnya. Beberapa ormas Islam berharap agar polemik ini dihentikan cukup sampai di sini. Sebab apabila situasi itu dibiarkan, maka akan mengancam persatuan dan kerukunan bangsa. Apalagi, pada saat ini, memasuki masa kampanye Pemilu 2019. 

Gesekan antar masyarakat atau kelompok rentan terjadi. Kini kontroversi itu kadung bergulir. Dan agak sulit untuk menyetopnya, karena kadung bergulir jadi pembicaran publik. Berikut ini pernyataan lengkap KH Said Aqil Siradj dan Ketua PP Muhammadiyah;

Baca juga : ANWAR ABBAS : Pernyataan Pak Said Aqil Di Luar Akal Sehat, Saya Minta Ucapannya Ditarik

Soal pernyataan Anda kemarin di acara Muslimat NU bagaimana itu? 
Kalau imamnya bukan dari NU, dikhawatirkan radikal khotbahnya, provokasi, mencaci maki. Yakin itu bukan NU, saya jamin bukan NU. NU enggak caci maki, seperti (masjid) Sunda Kelapa, Istiqlal, enggak ada itu. 

Lho memangnya saat ini ada apa dengan khatib-khatib di masjid? 
Khatib sekarang baca Qur’annya plentang plentong. Makanya saya bilang kemarin khatib kalau bukan dari NU itu salah semua. Pada marah biarin. Khotbah kepanjangan saja salah. Khotbah itu pendek. Alhamdulillah (kutbah) doa selesai. Katakanlah sedikit untuk ingatkan, sedikit saja nggak boleh panjang-panjang. Kalau ceramah silakan. 

Khotah itu kata kitab kuning, khotbah jangan panjang-panjang. Sholatnya yang panjang. Kalau mau panjang, ceramah, bukan khotbah Jumat. Kalau mau panjang, pidato. Mau ngelucu, ngelawak, mau emosi meledak-ledak di situ (ceramah), mau provokasi, kalau khotbah enggak boleh. Lima menit salatnya panjang. Itu sunnahnya. 

Baca juga : MALEM SAMBAT KABAN : Kami Semua Tidak Mungkin Harus Sama

Jadi (khotbah) enggak boleh bikin orang ketawa, enggak boleh bikin orang emosinya naik, marah, enggak boleh bikin orang nangis, makruh. Khotbah disedih-sedihkan sampai nangis, enggak boleh, enggak baik. Khotbahnya diprovokasi marah enggak baik. 

Mau dia nangis ceramah, mau orang terbakar emosinya ceramah, jangan khotbah. Mau ketawa hahaha ceramah. Apalagi mencaci maki sebut nama. Enggak sah itu. Tanya rais am, sah mboten? Caci maki orang itu. Imam baca quran yang benar, ditajwid. Harus paham idgham, ikhfa, qalqalah. 

Kalau sudah tilawatil Quran dibentuk jiwanya, karakternya, agar menjadi manusia yang berkepribadian, mempertahankan prinsipnya, mengalahkan lawannya, mampu diskusi, mampu mengucapkan siapa saya. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.