Dark/Light Mode

Sekjen PKS Mustafa Kamal: Pak Anies Sudah Lelah Bekerja Sendirian

Jumat, 23 November 2018 13:59 WIB
Sekjen PKS Mustafa Kamal: Pak Anies Sudah Lelah Bekerja Sendirian

RM.id  Rakyat Merdeka - Fit and proper test Cawagub DKI disepakati dalam pertemuan antara jajaran Gerindra dan PKS DKI pada 5 November 2018. Menurut Ketua DPW PKS DKI Sakhir Purnomo, seleksi yang akan dilakukan hanya berbincang santai. Hal inilah yang menyebabkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DKI Jakarta setuju dilakukan seleksi. Namun tiba-tiba Gerindra mengajukan peneliti LIPI Siti Zuhro, sebagai salah satu anggota tim seleksi. 
Bagaimana tanggapan PKS terkait hal ini? Berikut penjelasan Sekjen PKS Mustafa Kamal.

Gerindra mengajukan Siti Zuhro sebagai salah satu anggota tim seleksi cawagub DKI. Tanggapan PKS?
Saya kira enggak ada hal-hal yang krusial lagi ya. Kami sudah bermusyawarah, kami sudah sepakat, tinggal tunggu tanggapannya saja, insya Allah. Apalagi Pak Anies sudah menunggu, beliau sudah mulai kelelahan karena harus bekerja sendirian. Jadi saya kira enggak ada lagi lah itu.

Baca juga : Seniman Indonesia Tampil Dalam Pameran Seni Australia

Sebelumnya kan sepakat hanya mengobrol santai ya?
Saya itu tidak mau masuk wilayah itu. Karena itu kan masalah DKI Jakarta ya, ada struktur Partai Gerindra dan PKS DKI Jakarta yang mengolah itu. Itu mekanisme sangat baik, untuk mendapatkan pemimpin yang kami harapkan. Sejauh meningkatkan kredibilitas, membangun kompetensi, dan merit sistem dalam pencalonan wakil gubernur, bagus-bagus saja. Tapi prinsipnya sudah selesai
semua.

Jadi kapan kira-kira calonnya diuji?
Secepatnya lebih baik. Karena itu kan juga permintaan dari Kementerian Dalam Negeri, juga harapan warga Jakarta saya kira.

Baca juga : Ketua KPU Arief Budiman: DPT Tambah Empat Juta Jiwa, Daerah Terkena Bencana Belum Dimutakhirkan

Soal lain, BIN (Badan Intelijen Negara) mengungkapkan sejunlah masjid terpapar paham radikalis. Tanggapan Anda?

Pemerintah punya juru bicara yang bisa memilah mana yang menenangkan publik, dan mana yang justru malah meresahkan. Jadi kalau misalnya informasi intelijen, sebaiknya diolah terlebih dahulu, lalu kemudian dibuat kebijakannya, baru disampaikan kepada publik.

Baca juga : Menkopolhukam Wiranto: Meski Anak Cucu Saya Bercadar, Tapi Sudah Tertanam Nilai-nilai Pancasila

Jangan informasi mentah yang dilempar ke publik, lalu menjadi kontroversi. Itu yang membuat suasana menjadi tidak stabil. Kita bisa saling curiga, saling tuding-menuding dan sebagainya.

Apalagi sekarang bulan-bulan, hari-hari menjelang Pemilu 2019, sehingga saya berharap pemerintah lebih kompak, lebih utuh melihat segala persoalan, lalu kemudian secara bijak membuat kebijakan yang tepat. Apalagi ini menyangkut umat beragama. Masjid itu kan tempat orang mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa, untuk menenangkan diri, untuk memperkuat keyakinannya. Jangan sampai ini kemudian menjadi permasalahan bagi umat tertentu, sehingga akhirnya kegiatan agama yang seyogyanya meniadi kontributor bagi stabilitas politik nasional, justru menjadi sesuatu yang tidak kontributif.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.