Dark/Light Mode

Rayakan HUT Kemerdekaan RI Ke-77, Mahasiswa UI dan 4 Warga Laos Bawakan Tarian Kuning Sirih

Jumat, 19 Agustus 2022 13:59 WIB
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

 Sebelumnya 
Oleh karena itu, pihaknya sangat menyambut baik kesediaan Duta Besar RI untuk Republik Demokratik Rakyat Laos, H.E. Pratito Soeharyo, untuk memberikan kesempatan pada Mahasiswa UI untuk Magang Mandiri di KBRI Vientiane, Laos.

“Seperti yang kita tahu bahwa Laos merupakan salah satu negara di ASEAN yang kita kenal sebagai negara landlocked, ya, karena memang dikelilingi daratan, tidak punya lautan. Mahasiswa Magang UI ini, akan mempelajari bagaimana Laos membangun daya saing negaranya sekalipun termasuk landlocked country,” ungkapnya.

Pratito Soeharyo mengatakan, Aisya merupakan mahasiswa UI pertama yang Magang Mandiri di KBRI Vientinne, Laos. Menurutnya, KBRI di Laos beserta diaspora Indonesia yang sedang berada di Laos, selalu mendukung seluruh program

Pemerintah Indonesia, termasuk kebijakan Program Kampus Merdeka Merdeka Belajar.

“Kami menilai bahwa inilah saatnya, mahasiswa mendapatkan gambaran nyata dunia kerja bagaimana praktik terbaik dalam menjalin hubungan diplomatik di KBRI, sekalipun Aisya berasal dari Prodi Ilmu Komunikasi,” tambah Pratito.

Sementara Aisya mengaku bangga menjadi mahasiswa Prodi Komunikasi UI pertama yang magang di luar negeri. Karena selama ini, yang biasanya magang di kantor Pemerintahan Indonesia seperti KBRI, didominasi oleh mahasiswa Prodi Hubungan Internasional.

Baca juga : Gag Nikel Luncurkan Buku Berjuang Di Tengah Arus Pesimisme

Aisya menilai banyak hal yang tidak akan ia dapatkan jika hanya mengambil magang di Indonesia. Dia bilang, minat pelajar Laos untuk mengikuti berbagai program pendidikan yang ditawarkanPemerintah Indonesia semakin meningkat.

Seperti Kelas Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA), beasiswa budaya seperti Darmasiswa, Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI), Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) juga mendapatkan antusiasme yang cukup tinggi.

“Pak Dubes menjelaskan, bahwa kini salah satu tugas utama KBRI adalah meningkatkan neraca perdagangan RI dengan memperkenalkan produk-produk Indonesia di Laos, khususnya mendukung program Indonesia Go Global baik dalam berinvestasi maupun produk-produk, UMKM, BUMN, dan Swasta," tutur Aisya.

“Dengan magang di KBRI, Saya semakin menyadari betapa pentingnya Program Magang Mandiri yang sejalan dengan Program MBKM Kemendikbud," lanjutnya.

Selama magang, Aisya disupervisi langsung oleh Sekretaris Penerangan, Sosial dan Budaya, Inke Hilarie Dinesia, sehingga Aisya belajar mandiri tentang bagaimana menggabungkan ilmu komunikasi konsentrasi humas dengan ilmu hubungan internasional.

Untuk itu, pengalaman Magang Mandiri ini, adalah pengalaman baru berharga yang Aisya terima, setelah sebelumnya, selama enam bulan, dia baru saja menjadi Mahasiswa Pertukaran Pelajar Luar Negeri, sebagai dari Program Kerjasama International Office UI dengan Seoul Tech University, Korea Selatan.

Baca juga : Jababeka Morotai-Lanal Morotai Kibarkan Bendera Di Bawah Laut

Menurut dia, Tarian Sirih Kuning yang ditampilkannya bersama empat warga Laos merupakan bagian dari pelestarian dan pengenalan budaya Indonesia kepada dunia internasional. Pengajar BIPA yang ditugasi Kemdikbudristek di KBRI Vientiane yang menjadi pengajar tari,

Mustika Ayu Rakhadiyanti mengatakan, istimewanya Aisya dan empat orang warga Laos yakni Alounny Sulivongsa, Alisa Boupha, Buakham Manasing, Toria Ninthavong, bukanlah penari, namun mampu menguasai tarian Sirih Kuning ini dalam jangka waktu empat hari.

Bahkan, ini kali pertamanya, mereka tampil menari di hadapan publik karena mereka terpanggil ingin mempelajari tarian pergaulan Betawi ini kemudian tampil di depan umum.

“Dalam waktu sekitar empat hari, mereka mampu menguasai tarian ini dan tampil secara sempurna, durasinya lumayan lama juga sampai lima menit," kata Tika, panggilan akrab Mustika Ayu.

Pengajar BIPA lainnya, Hanifia Arlinda menambahkan, proses latihan dilakukan dalam 4 hari berturut-turut selama 2 jam. Latihan dimulai dengan pemanasan, gerakan dasar tari Betawi, lalu masuk ke bagian musik dan gerakan.

Setelah selesai mempelajari semua gerakan dari awal hingga akhir, para penari mempelajari formasi atau pola lantai dalam tarian. Hal ini agar posisi penari terlihat bervariasi.

Baca juga : Perindo Gandeng UMKM Gelar Perlombaan Se-Indonesia

“Sebetulnya Ini semacam gebrakan baru, karena tarian Sirih Kuning ini mulanya harus berpasangan tetapi sekarang sudah boleh ditarikan oleh perorangan. Kemudian ada kolaborasi antara Indonesia dan Laos untuk mempererat hubungan antara dua negara," sebut Hanifia.

“Kesulitan dalam mengajarkan tarian ini hanya tentang bagaimana warga Laos kesulitan dalam memahami berbagai istilah tarian Betawi, seperti ukel, sembah, mendak. Namun, setelah diperagakan langsung, mereka jadi mudah untuk melakukannya,” ujar Tika.

Selain tari, warga lokal Laos yang merupakan pelajar BIPA di KBRI Vientiane juga mengikuti lomba ‘Agustusan’ yang bertempat di lapangan Atase Pertahanan, KBRI Vientiane. Tujuannya untuk memperkenalkan budaya dan tradisi masyarakat Indonesia dalam memperingati hari kemerdekaan.

Kegiatan ini dipandu oleh dua pengajar BIPA di Laos yang dibantu oleh staf KBRI Vientiane. Peserta yang berjumlah lebih dari dua puluh pelajar berkesempatan mengikuti lomba-lomba unik khas 17 Agustusan. Seperti, balap sarung, injak kardus, memasukan pensil ke dalam botol, dan joget kursi. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.