Dark/Light Mode

Awas! Kejahatan Siber Bisa Bobol Password Medsos

Sabtu, 3 September 2022 03:17 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi.

 Sebelumnya 
Bagi setiap orang yang lolos menjadi korban dimohon untuk melaporkan dan beri tahu ke orang lain. Sehingga mereka bisa waspada dan tahu cara untuk bisa survive.

"Seperti kata Soe Hok Gie, mendiamkan kesalahan adalah kejahatan. Begitu pula kejahatan di duia siber, saat kita tahu ada potensi kejahatan siber, tolong sebarluaskan minimal di lingkungan terdekat. Insya Allah melalui ikhtiar itu kita akan terhindar dari kejahatan siber yang merugikan,” tuturnya.

Pegiat Japelidi dan Dosen UIN Alauddin Makassar Andi Fauziah Astrid, menambahkan, kejahatan siber bisa menimbulkan kerugian yang besar. Salah satunya adalah mengancam reputasi online.

Dia mencontohkan, seorang pebisnis yang menjual produk secara daring (online) bisa terancam kehilangan kepercayaan pelanggan jika situs jualan online-nya terkena pembajakan.

Baca juga : Korban Kebakaran Simprug Terima Bantuan Kasur

“Misalnya situs kita kena hack jadi pengunjung merasa tidak aman untuk belanja di situs kita. Bisa jadi dia akan berpindah atau tidak mau lagi belanja di tempat kita,” tuturnya.

Fauziah melanjutkan, beberapa kerugian lainnya sebagai dampak kejahatan siber adalah kehilangan data penting, kerusakan perangkat lunak atau software dan sistem komputer. "Yang paling mengerikan bahkan bisa kehilangan sejumlah uang," katanya.

Aktivis Jawara Internet Sehat Muhammad Farhan Al Fauzan menekankan perlunya orangtua memahami keamanan digital pada anak. Orangtua harus memahami apa yang dilakukan anak-anaknya saat berinteraksi internet.

"Contohnya, saat menonton video di YouTube, apakah mereka membuka konten dewasa atau yang tidak cocok untuk usia mereka," tuturnya.

Baca juga : Waspadai Kejahatan Siber, Ini Tips Lindungi Data Pribadi

Untuk mengatasinya, bisa dilakukan pengaturan, misalnya dengan YouTube untuk anak-anak.Kalau bisa buat akun khusus untuk anak.

"Login dengan akun batasan Google untuk anak, seperti untuk mengakses Youtube ataupun Google, gaming, dan lain-lain,” saran dia.

Lebih lanjut, Farhan mengingatkan orang tua jangan mengajarkan anak bermain game dengan fitur pay to hero. Pasalnya, berisiko untuk melakukan transaksi secara daring untuk membeli item-item di dalam game menggunakan kartu kredit orangtuanya.

Kasus pernah terjadi, di mana anak menghabiskan uang jutaan dengan kartu kredit orangtuanya. “Harus diawasi anak-anak dalam berinternet. Jadilah orangtua yang aktif dalam mengajarkan dan interaksi berbasis teknologi internet secara baik, bijak dan humble. Kita harus menjadi pengawas terbaik untuk generasi di bawah kita,” tandasnya.

Baca juga : ASSA Giat Kejar Peluang Di Bisnis Mobilitas Dan Logistik

Webinar ini digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.