Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

War Tiket Konser, Waspada Penipuan Digital

Jumat, 26 Mei 2023 18:55 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Akhir-akhir ini, dunia maya dihebohkan maraknya penipuan penjualan tiket online, hingga menyebabkan kerugian puluhan juta rupiah.

Bentuk penipuan daring tidak hanya terjadi pada penjualan tiket konser saja, tapi juga dengan cara peretasan akun media sosial, impersonasi atau berpura-pura menjadi institusi tertentu.

Juga, penipuan menggunakan modus lowongan kerja, bahkan love scamming, atau penipuan dengan modus percintaan.

Pada Obral Obrol Literasi Digital (OOTD) dengan topik “War Tiket Konser, Waspada Penipuan Digital” yang diselenggarakan Kemenkominfo bersama GNLD Siberkreasi, Pegiat Literasi Digital dan ICT Watch Indriyatno Banyumurti menyampaikan penyebab masyarakat terperangkap dalam penipuan. Yakni, karena adanya celah ketidakkritisan warganet.

Baca juga : MotoGP, Espargaro Sempet Mau Pensiun Dini

"Penipuan ini modusnya adalah menyerang emosi, bukan ke pikiran. Misal, lowongan kerja jadi bahagia duluan sehingga emosinya, rasa bahagianya naik. Kemudian daya pikir kritisnya tertutup," ujar Indriyanto.

Berpikir jernih saat menerima iming-iming menggiurkan, perlu dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Berdasarkan pengalaman Cia Wardana sebagai broadcaster, tawaran mendapatkan sesuatu yang menjadi incaran memang membuat emosi meluap, sehingga diperlukan kemampuan mengelola emosi yang baik.

Menurut Cia, kita harus mengontrol perasaan atau emosi sebelum membeli sesuatu yang sangat kita inginkan, seperti tiket konser band idola.

Baca juga : Tiket Konser Coldplay Ludes, Partai Garuda: Ancaman Nggak Mempan Buat Masyarakat

Bertanya pada orang yang berpengalaman, menghindari membayar penuh, juga perlu dilakukan.

"Aku lebih ingin kasih tips aja, aku juga sering merasa pengen banget beli dari mereka, tapi kaya sabar dulu nggak sih. Kita juga harus sering double check," tutur penyiar radio ini

Berdasarkan data yang dihimpun Bareskrim Polri, sebagian besar penipuan online dikelola oleh perorangan. Sedangkan, jenis kejahatan di Indonesia yang paling sering dilaporkan adalah penipuan online.

Karena itu, agar masyarakat lebih cakap digital dan tidak menjadi korban penipuan, Polisi menerapkan strategi pendekatan, pencegahan, penegakan hukum, partnership program, bahkan bekerja sama dengan jaringan Kepolisian Internasional.

Baca juga : Waspada, Tekad El Real

Jika mengalami penipuan, Kompol I Made Redi Hartana, selaku Kanit 5 Subdit II Dittipidsiber Bareskrim Polri mengimbau masyarakat mempersiapkan barang bukti sebelum melaporkan tindak penipuan yang dialami.

"Langkah awal dalam melapor, adalah mempersiapkan barang bukti. Jika merasa jadi korban penipuan online, lakukan screenshot saat transaksi, percakapan, dan link," ujar Kompol I Made Redi Hartana.

Membatasi oversharing di media sosial, juga menjadi salah satu langkah penting agar terhindar menjadi korban kejahatan siber. Selain itu, melakukan pengamanan ganda pada akun-akun yang kita miliki juga perlu dilakukan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.