Dark/Light Mode

Menjawab Keraguan Masyarakat Tentang Judi Online VS Gim Simulasi Kartu

Senin, 10 Juni 2024 23:09 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Masyarakat masih mengalami kebingungan terkait kontroversi bermain gim simulasi. Banyak yang belum memahami aturan dan batasan gim yang melibatkan unsur tersebut.

Kekhawatiran akan dampak negatifnya pun semakin meningkat. Terutama bagi anak-anak dan remaja di tengah peningkatan akses internet dan penggunaan perangkat digital.

Data statistik terbaru menunjukkan lonjakan signifikan dalam perjudian online di Indonesia.

Rinciannya, total Rp 327 triliun terlibat pada tahun 2023, dan mencapai Rp 100 triliun dengan 3,2 juta orang terlibat dalam kuartal pertama tahun 2024.

Sebagai respons terhadap situasi ini, Kominfo telah melakukan tindakan proaktif dengan memblokir sekitar 1,5 juta situs terkait perjudian sejak Juli 2022 hingga Maret 2024.

Selain itu, sebagai upaya untuk mengatur industri gim di Indonesia, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 2 Tahun 2024 tentang Klasifikasi Gim.

Peraturan ini bertujuan untuk mengklasifikasikan gim berdasarkan usia pengguna, dengan kriteria yang jelas tentang konten yang dapat diakses oleh setiap kelompok usia.

Baca juga : Pemerintah: Tapera Bukan Untuk IKN Dan Makan Gratis

Klasifikasi gim ini juga berdasarkan pada berbagai faktor, termasuk konten yang berpotensi merugikan seperti rokok, alkohol, narkotika, kekerasan, dan judi.

Gim yang melibatkan unsur simulasi dan/atau kegiatan pertaruhan/peruntungan akan dikategorikan untuk usia 18 tahun ke atas.

Penerbit gim juga diwajibkan untuk melakukan klasifikasi ulang saat terjadi pembaruan konten.

Pakar Hukum Universitas Trisakti, Prof Trubus Rahadiansyah menyampaikan bahwa adanya regulasi yang menetapkan usia minimal 18 tahun untuk bermain gim dengan unsur taruhan, tanpa keterlibatan uang, adalah langkah yang penting.

"Yang paling krusial adalah memastikan bahwa tidak ada keterlibatan uang dan bahwa permainan tersebut tidak melanggar norma sosial, agama, dan kesusilaan yang berlaku," kata Prof Trubus, di Jakarta, Senin (10/6/2024).

Ia juga menyoroti perlunya jaminan usia untuk mencegah remaja bermain gim yang tidak sesuai, sambil menggarisbawahi bahwa pengawasan harus dilakukan secara ketat untuk mencegah penyalahgunaan, baik oleh pemain maupun platform penyedia.

Sebagai contoh, sebelumnya Higgs Games Island (HGI) sempat menjadi sorotan.

Baca juga : Tapera Bantu Masyarakat Berpenghasilan Rendah Untuk Punya Rumah

Fitur "Kirim" HGI telah disalahgunakan oleh beberapa individu dengan niat buruk, yang mengakibatkan pemblokiran gim tersebut.

Namun, sesuai arahan Kominfo, HGI telah menghapus fitur tersebut di wilayah Indonesia dan membatasi IP Indonesia pada versi globalnya.

Tindakan ini menunjukkan komitmen HGI untuk menjadi platform mini-game yang legal dan beragam di Indonesia.

Prof Trubus menegaskan, peraturan ini sangat baik dan penting untuk memberikan batasan yang jelas antara platform judi online dan gim simulasi kartu.

Dengan adanya peraturan ini, diharapkan masyarakat dapat memahami perbedaannya dan tidak terjebak dalam aktivitas perjudian.

Perlu dicatat, HGI dipastikan tidak melanggar peraturan menteri Kominfo No 2 Tahun 2024.

Gim ini menampilkan aktivitas permainan yang bersifat simulasi kartu, tetapi tidak menggunakan alat pembayaran yang sah, mata uang asing, uang elektronik, atau aset digital yang dapat diperdagangkan, sehingga tetap dapat diakses oleh pengguna sesuai ketentuan yang berlaku.

Baca juga : Wapres Dorong Penerapan Sistem Transportasi Cerdas

Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah, apakah keberadaan gim simulasi tidak justru memicu orang untuk bertaruh dengan uang sungguhan?

Kekhawatiran ini menjadi semakin relevan mengingat banyaknya kesalahpahaman di masyarakat terkait aturan dan batasan gim simulasi judi.

Menurut psikolog Wahyu Aulizalsini, bermain gim online memiliki banyak manfaat.

Seperti mengembangkan kemampuan berpikir kritis, mengurangi stres jika dimainkan dengan santai dan dinikmati, serta melatih keterampilan teknologi bagi pemain gim online sehingga tidak menjadi gagap teknologi.

"Di era digital ini, gim online sangat diminati hingga banyak yang menjadi kecanduan. Kontrol diri yang positif sangat penting untuk mencegah kecanduan, membantu seseorang tetap disiplin dan mengendalikan diri," terang Wahyu.

Sejatinya, gim diciptakan untuk bersenang-senang saja. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menikmati manfaat positif dari bermain gim sambil tetap menjaga kontrol diri agar terhindar dari kecanduan.

Serta, selalu mematuhi peraturan dengan memainkan gim sesuai usia yang diatur.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.