Dark/Light Mode

Survei Di 12 Negara

Masyarakat Indonesia Paling Doyan Ngemil

Selasa, 3 Desember 2019 20:53 WIB
(Dari kiri) Food influencer Windy Iwandy (@Foodirectory), President Director Mondelez Indonesia Sachin Prasad, Sosiolog, Dosen, Pengamat Sosial DR.Dra. Erna Ermawati Chotim, M.Si dalam acara peluncuran survei “The State of Snacking” yang digelar Mondelez Indonesia di Jakarta (12/3).
(Dari kiri) Food influencer Windy Iwandy (@Foodirectory), President Director Mondelez Indonesia Sachin Prasad, Sosiolog, Dosen, Pengamat Sosial DR.Dra. Erna Ermawati Chotim, M.Si dalam acara peluncuran survei “The State of Snacking” yang digelar Mondelez Indonesia di Jakarta (12/3).

RM.id  Rakyat Merdeka - Mondelez International merilis hasil survei bertajuk “The State of Snacking” yang digelar di 12 negara. Hasilnya, masyarakat Indonesia ternyata paling doyan ngemil. 

Survei ini dirilis Sachin Prasad, President Director Mondelez Indonesia, Selasa (03/12) di Jakarta. Mondelez International adalah salah satu pemimpin global dalam industri makanan ringan. Produk mereka yang ikonik antara lain Oreo, Cadbury, dan Keju KRAFT.

Menurut Prasad, survei dilakukan untuk menganalisa kebiasaan, wawasan dan tren ‘ngemil’ konsumen di Indonesia dan 11 negara lainnya. Survei dilakukan secara online (daring) pada 16-27 September lalu kepada 6.068 partisipan berusia 18 tahun ke atas. Partisipan tersebar di 12 negara, termasuk salah satunya Indonesia.

Baca juga : SEA Games 2019 : Koleksi 12 Emas, Indonesia Masih Peringkat Keempat

“Survei ini bertujuan mempelajari kebiasaan konsumen dan menemukan berbagai pemahaman baru tentang peran camilan, baik fungsional maupun emosional, dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia yang sangat lekat dengan camilan”, terang Prasad.  

Survei “State of Snacking” menemukan bahwa terdapat potensi yang sangat besar untuk industri makanan ringan, baik secara global dan juga di Indonesia. Karena diketahui, semakin meningkatnya frekuensi orang ngemil sehari-hari.  “Ngemil tidak lagi hanya berfungsi untuk asupan tubuh, namun banyak orang menggunakan momen menikmati ngemil untuk membangun kedekatan sosial, koneksi, dan bahkan membentuk identitas pribadi mereka,” jelas Prasad.

 
Sebanyak 3 dari 4 (sekitar 75 persen) orang Indonesia berpendapat bahwa camilan yang praktis jauh lebih cocok dengan gaya hidup mereka yang memiliki mobilitas tinggi. Sebanyak 53 persen mengaku tak memiliki waktu luang untuk makan berat.
Saking gemarnya orang Indonesia dengan camilan, survei menemukan, tingkat ngemil di Indonesia bahkan 22 persen lebih tinggi dari rata-rata global.

Baca juga : Kerja Sama Kazakhtan dan Indonesia Makin Moncer

Survei ini juga menemukan bahwa orang Indonesia cenderung mengonsumsi camilan lebih pagi dibandingkan dengan rata-rata di dunia. Orang Indonesia gemar ngemil antara rentang waktu sarapan hingga makan siang.
"Fenomena ini terjadi karena orang Indonesia biasanya memulai aktivitas lebih pagi, karena harus menempuh perjalanan yang panjang untuk ke tempat kerja," ujar sosiolog Erna Ermawati Chotim, dalam kesempatan yang sama.

Kondisi sedemikian rupa membuat banyak orang Indonesia memilih camilan untuk mengisi energi setelah sarapan dan sebelum makan siang.

Kini, ngemil bahkan tak hanya berfungsi untuk mengenyangkan perut, tapi juga memenuhi kebutuhan emosional dan meningkatkan momen kebersamaan.

Baca juga : Jadi Investasi Favorit, 60 Ton Emas Masyarakat Disimpan di Pegadaian

Survei menemukan, 93 persen masyarakat Indonesia mengaku bahwa ngemil dilakukan untuk meningkatkan suasana hati. Sebanyak 86 persen menjadikan ngemil demi menciptakan kebersamaan dengan orang-orang terdekat.

"Ngemil dijadikan sebagai pencair suasana di saat-saat kebersamaan. Apalagi masyarakat Indonesia memang kolektif dan senang bersosialisasi," tutur Erna. [KRS]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.