Dark/Light Mode

Belajar Coding Sejak Anak-anak Jadi Tren

Senin, 16 Desember 2019 20:39 WIB
Zhou Ziheng membantu Vita membuat game di kediaman mereka di Shanghai. (Foto AFP-JIJI)
Zhou Ziheng membantu Vita membuat game di kediaman mereka di Shanghai. (Foto AFP-JIJI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anak-anak di China sudah mempelajari logika pemrograman komputer atau coding, bahkan sebelum masuk sekolah dasar. Lantas bagaimana dengan di Indonesia?

Berkacamata bingkai hitam dan kaus merah, bocah lelaki berusia delapan tahun di membuka komputernya untuk memulai pelajaran pemrograman (coding) di internet. Bocah itu bernama Vita. Bukan murid, tapi ia adalah gurunya. Ia telah membuat saluran tutorial coding di situs berbagi video China, Bilibili, sejak Agustus 2019. Ia punya hampir 60.000 pengikut dan lebih dari satu juta kali orang melihat salurannya.

Dilansir AFP dan DW, Vita adalah salah satu di antara semakin banyak anak di China yang belajar coding sebelum mereka memasuki sekolah dasar. Tren ini dipicu kepercayaan di kalangan orang tua bahwa keterampilan menguasai bahasa pemrograman komputer akan sangat penting bagi remaja di China mengingat dorongan pemerintah akan penguasaan teknologi.

China melakukan investasi besar-besaran di bidang robotik dan kecerdasan buatan. Tahun 2017 Pemerintah China mengeluarkan rencana pengembangan kecerdasan buatan yang menyarankan agar kursus coding dan pemrograman diajarkan di sekolah dasar dan menengah.

"Coding sebenarnya tidak mudah, tetapi juga tidak sulit - setidaknya tidak sesulit yang Anda bayangkan," ujar Vita yang tinggal di Shanghai. Bocah lelaki itu mengajarkan sebagian besar adalah anak-anak berusia lebih tua darinya dan sebagian lagi orang dewasa muda. Dengan sabar ia mengajarkan murid-muridnya, selangkah demi selangkah, lewat aplikasi pemrograman rancangan Apple, Swift Playgrounds.

Baca juga : Kesandung 2 Kasus Pengadaan, Pejabat Kemenag Jadi Tersangka

Sambil terus menerangkan, Vita juga dengan sengaja membuat beberapa kesalahan agar murid-muridnya bisa menghindari kesalahan pemula yang umum terjadi. "Ketika mengajar, saya juga belajar hal-hal baru pada saat yang sama," tambah Vita.

Bagi Vita, ayahnya lah yang selama ini jadi pendukung utama. Sang ayah, Zhou Ziheng, mengedit videonya dan membantu menjalankan saluran video itu. Zhou mulai mengajar putranya cara menulis kode ketika Vita masih berusia lima tahun. "Saya belajar coding ketika masih muda, jadi saya percaya bahwa Vita belajar coding di usia ini adalah sesuatu yang normal," kata Zhou.

  Ketika Vita berusia empat tahun, mereka mulai dengan memainkan beberapa permainan komputer yang berhubungan dengan coding, yang menggunakan ikon untuk mengganti kode.

Menurut Analysys, perusahaan analisis internet di China, nilai pasar pendidikan pemrograman untuk anak-anak mencapai 7,5 miliar yuan (atau sekitar Rp 15 triliun) pada 2017. Nilai ini diperkirakan akan mencapai lebih dari 37,7 miliar yuan (sekitar Rp 75 triliun) pada 2020.

Bagaimana dengan di Indonesia?

Baca juga : Bayar Bioskop Pakai GoPay Cashback 30 Persen

Presiden Joko Widodo memiliki program penyederhanaan birokrasi dengan memangkas eselon 3 dan 4. Ia berencana mengganti posisi eselon 3 dan 4 itu dengan penggunaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligent (AI). Jokowi mengatakan hal tersebut ketika membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbang) di Istana Negara, Senin (16/12). Jokowi menyebutkan, penggunaan kecerdasan buatan itu kini telah menjadi tren di banyak negara. Indonesia dikatakannya akan mengikuti tren tersebut. Namun apakah ambisi pemerintah itu sudah sejalan dengan pendidikan yang memadai di bidang komputasi dan logika, dasar teknologi ini?

Berbicara kepada RMco.id, CEO Cody's App AcademyWisnu Sanjaya mengatakan, pendidikan tentang coding dan programming di Indonesia masih dalam tahap transisi. Jadi masih terbatas. Karena memang coding untuk anak sekolah ini adalah hal yang terhitung baru dalam beberapa tahun ini.

"Karena sekarang visi misi pemerintah adalah menyiapkan sumber daya manusia yang lekat dengan teknologi, kita mulai bisa melihat ternyata betapa dibutuhkannya infrastruktur untuk belajar coding. Dan transisi ini pastinya memang tidak mudah," kata Wisnu.

Wisnu juga mengakui pendidikan coding atau bahasa pemograman ini masih terbatas pada anak dari keluarga yang lebih beruntung secara finansial. "Karena masih baru ya jadi baru tersedia di tempat les seperti Cody's App Academy serta di sekolah swasta untuk menengah ke atas. Namun saya yakin, teman-teman yang bergerak di bidang ini membuka akses seluas-luasnya agar coding untuk anak ini bisa dikenal dan diterima masyarakat luas bahkan hingga ke pelosok Indonesia. Karena tidak hanya sisi bisnis saja, namun kami ingin memajukan pendidikan teknologi yang lebih luas untuk kemajuan bangsa," tuturnya.

Ia menyayangkan juga jika tidak ada lagi mata pelajaran Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dalam Kurikulum 2013. "Saya yakin dengan visi misi pemerintah yang ada sekarang, rasanya tidak masuk akal jika TIK dihapus. Mungkin dihilangkan untuk bahan muatan wajib di sekolah karena menyesuaikan kebutuhan keadaan sekolah dan daerahnya. Sisanya saya yakin pasti TIK diperkuat di bagian lainnya," katanya.

Baca juga : Warga Kemang Tolak Lahannya Diambil Jadi Trotoar

Untuk pengajar, menurut Wisnu, banyak tersedia. Namun para trainer harus mendapatkan pendidikan langsung dari praktisi teknologi. Nah di sini bisa mulai terlihat agak unik, karena praktisi teknologi atau programmer biasanya kurang bisa untuk memberikan pengajaran ke anak-anak. Jadi tugas mengajar dilakukan para trainer yang biasa bersosialisasi ke anak.

Program di Cody's App Academy dimulai untuk anak usia empat tahun hingga Sekolah Menengah Atas. Program kami dibuat khusus untuk anak anak yang memang ingin menjadi lebih kreatif dan lebih terarah dalam dunia teknologi. Selain itu kami juga aktif untuk ikut menyebarkan program coding untuk anak ke mereka yang kurang beruntung. Kami sangat terbuka jika ada kerja sama kegiatan sosial yang ingin mengenalkan dunia teknologi kepada yang kurang beruntung. Karena selain untuk bisnis, yang lebih utama adalah memberikan akses ilmu dan pendidikan seluas-luasnya kepada masyarakat banyak. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.