Dark/Light Mode

Operasi Jantung Aman Saat Pandemi, Ini Syaratnya

Jumat, 12 Juni 2020 18:40 WIB
Dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular dr. Maizul Anwar. (Foto: Istimewa)
Dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular dr. Maizul Anwar. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Selama masa pandemi Covid-19, tindakan operasi, khususnya jantung, di Siloam Hospitals Kebon Jeruk (SHKJ) tetap bisa dilakukan dengan aman dan tepat karena jaringan rumah sakit Siloam menjalankan protokol kesehatan bagi pasien dan tenaga medis untuk memastikan keamanan dan kesehatan bersama.

Dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular Siloam Hospitals Kebon Jeruk yang merupakan pimpinan Siloam Heart Institute (SHI) dr. Maizul Anwar, Sp.BTKV menerangkan, sebelum jadwal operasi diberikan kepada pasien, proses skrining dan pemeriksaan Covid-19 akan dilakukan terlebih dahulu.

Baca juga : Ryuji Utomo Berbagi Tips Latihan di Rumah Saat Pandemi

“Dengan menjalankan protokol dan skrining kesehatan sebelum tindakan operasi dilakukan, masyarakat tidak perlu menunda atau merasa takut untuk menjalani operasi jantung karena kesehatan jantung adalah kondisi kesehatan yang harus segera ditangani secara cepat dan tepat,” tambah dr. Maizul dalam webinar bersama media, Jumat (12/6).

Bukan hanya pasien, dokter dan petugas kesehatan, staf lainnya di Siloam Hospitals Kebon Jeruk juga dilakukan skrining dan pemeriksaan Covid-19 secara berkala untuk memastikan keamanan staf dan pasien yang dilayani.

Baca juga : Nainggolan Bakal Balik Ke Inter Milan

Ia menambahkan Siloam Hospitals Kebon Jeruk tetap melayani dan menjawab kebutuhan masyarakat yang memerlukan tindakan operasi jantung, pelayanan konsultasi, penjadwalan bedah jantung, persiapan, rujukan serta tindakan lainnya. "Kami akan terus memastikan pasien bisa mendapatkan penanganan jantung secara maksimal," ujarnya.

Di kesempatan yang sama dr. Maizul mengatakan, penyakit jantung yang paling umum terjadi pada masyarakat di Indonesia adalah penyakit jantung koroner. Biasanya kasus jantung koroner dialami mulai dari usia produktif yaitu termuda 31 tahun hingga 85 tahun.

Baca juga : Rupiah Terbang Tinggi, Pagi Ini Terkuat di Asia

Untuk kasus usia di bawah 50 tahun, kejadian penyakit jantung koroner berhubungan erat dengan gaya hidup, seperti pola makan yang kurang baik, merokok, tidak berolahraga, hipertensi, serta stres yang tinggi. Selain itu, dapat juga terjadi karena hiperkolesterolemia (gula darah tinggi karena hasil metabolisme dari pola makan yang tidak sehat).

"Pada kasus-kasus penyakit jantung koroner yang tidak bisa diatasi lagi dengan obat-obatan atau pasien yang sudah memasang stent dan tidak dapat diulang lagi, dalam dunia medis solusi untuk mengatasi kondisi tersebut adalah dengan melakukan prosedur Coronary Artery Bypass Graft (CABG)," pungkas dr. Maizul. [SRI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.