Dark/Light Mode

Kebanyakan Main Gawai

Anak-anak Menjadi Pemalas, Kreativitas Tak Berkembang

Senin, 14 Desember 2020 02:12 WIB
Psikolog Anak dan Pendidikan, Elizabeth Santosa. (Foto: Facebook)
Psikolog Anak dan Pendidikan, Elizabeth Santosa. (Foto: Facebook)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di masa pandemi Covid-19, anak-anak berpotensi menjadi pemalas. Kreativitas mereka bisa tak berkembang. Penyebabnya, karena mudah mengakses gawai.

Hal itu diungkap Psikolog Anak dan Pendidikan Elizabeth Santosa dalam diskusi virtual Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bertajuk Pandemi Tak Halangi Kreasi.

Menurut Elizabeth, kemudahan anak mengakses gawai bisa menimbulkan dampak buruk jika orang tua tidak mampu mengatur waktu yang seimbang antara bermain, berinteraksi, dan menjalin ikatan antar anggota keluarga.

Baca juga : Bank Sampah Bintang Mangrove Di Surabaya Jadi Salah Satu Sumber Ekonomi Warga

“Jika diberikan (fasilitas) terlalu banyak, kemampuan kreativitasnya tidak berkembang dan tidak terstimulasi. Harus ada sesuatu yang mendorong. Jadi, lepaskan kebergantungan pada gawai, dan orang tua harus mendampingi anak,” katanya.

Menurut dia, kreativitas terkadang kerap disalahartikan oleh para orang tua. Kreativitas anak lebih banyak diukur bagaimana mereka membuat keterampilan. Padahal, kreatif itu hubungannya dengan pemecahan masalah, pencarian solusi, dan cara anak mengambil keputusan.

“Bukan hanya diberikan mainan. Orang tua juga harus turut serta dalam setiap kegiatan yang anak-anak lakukan,” jelasnya.

Baca juga : Terjadi Titik Balik, Ekonomi Kita Tunjukkan Perbaikan

Dengan begitu, untuk menstimulasi anak berpikir kreatif, orang tua harus paham kapasitas diri setiap anak. Upaya ini bisa dilakukan saat anak pertama kali bisa berbicara.

“Usahakan untuk selalu memberikan pertanyaan terkait dengan kegiatan yang tengah dilakukan buah hati,” katanya.

Elizabeth juga mengingatkan orang tua untuk menghindari penggunaan kata-kata larangan, yaitu tidak boleh, jangan, dan kata-kata larangan lainnya.

Baca juga : Soal Pangan, Mentan Minta Sinergi Antar Pemerintah Daerah Diperkuat

“Banyak orang tua yang terpaku pada proses dari A ke B dan C. Padahal, anak boleh saja belajar dari B ke D. Kita orang tua selalu merasa paling tahu dan paling benar. Padahal tidak selamanya benar. Itu yang lama kelamaan dapat mematikan kreativitas anak,” jelasnya.  [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.