Dark/Light Mode

Lula Kamal: Vitamin Lagi Naik Daun, Padahal Dulu Orang Nggak Peduli

Kamis, 19 Agustus 2021 20:25 WIB
Lula Kamal, dokter, pemerhati kesehatan sekaligus public figure saat talk show RM.id bertajuk Awas Tertipu Vitamin Palsu yang digelar, Rabu (18/8). (Foto: Ist)
Lula Kamal, dokter, pemerhati kesehatan sekaligus public figure saat talk show RM.id bertajuk Awas Tertipu Vitamin Palsu yang digelar, Rabu (18/8). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Situasi pandemi Covid-19 saat ini memaksa orang untuk tetap berusaha keras menjaga tubuh agar tetap fit. Tujuannya untuk menghindari Corona, juga penyakit lainnya. Konsumsi vitamin juga diyakini baik dan mampu menjaga tubuh tetap fit.

"Sekarang vitamin lagi naik daun, dulu banyak yang nggak peduli. Karena vitamin, mineral, sebenarnya memang bisa didapat dari buah dan sayur," ungkap Lula Kamal, dokter, pemerhati kesehatan sekaligus public figure saat talk show RM.id bertajuk Awas Tertipu Vitamin Palsu yang digelar, Rabu (18/8).

Dokter keturunan Arab-Sunda ini mengatakan, sayangnya di Indonesia kebiasaan orang makan sayur dan buah hanya sebagai cemilan. Padahal manfaatnya luar biasa besar bagi kesehatan tubuh.

Misalnya Vitamin D, yang manfaatnya besar bagi daya tahan tubuh. Sejatinya, Vitamin D bukan hanya memiliki peranan memelihara daya tahan tubuh, tapi juga penyembuhan penyakit.

Baca juga : KSAD: Vaksinasi Dan Prokes Senjata Perang Lawan Covid-19

"Dalam paket obat penyembuhan Covid-19, ada Vitamin D dengan dosis tinggi," katanya.

Di luar infeksi Covid-19, Vitamin D juga dapat menyembuhkan masuk angin, meriang, pencernaan hingga sebagai daya tahan tubuh. Diterangkan Lula, jika seseorang terinfeksi Corona, dan memiliki kadar Vitamin D cukup tinggi, yang terjadi hanya gejala ringan bahkan tanpa gejala.

"Asupan normal Vitamin D itu 30 sampai 100 miligram. Nah, ketahanan tubuh terhadap Covid-19 lebih baik itu di angka 40 atau 60 miligram," beber Lula.

Untuk mendapatkan asupan Vitamin D, selain suplemen adalah cahaya matahari dengan berjemur. Lula pun mengatakan, saat ini berjemur memiliki banyak versi waktu yang terbaik untuk melakukan aktivitas di bawah sinar matahari itu.

Baca juga : Biar Kapok, Jepang Permalukan Orang Yang Nggak Mau Karantina

"Ada kelompok di bawah jam 10.00. Ada juga yang jam 11.00 sampai 13.00. Yang mana saja boleh diikuti," kata dia lagi.

Lula menyarankan untuk berjemur minimal 2-3 kali dalam seminggu. Dengan ditambah konsumsi makanan yang banyak mengandung Vitamin D. Namun apakah cukup hanya dengan berjemur tanpa suplemen?

"Yang terbaik memang buatan Tuhan, tapi minum vitamin juga tidak bisa dieliminasi. Harus beriringan dilakukan," tegas Lula.

Lantas bagaimana kegiatan Lula demi mendongkrak asupan Vitamin D dalam tubuhnya sehari-hari?

Baca juga : Cuci Tangan Pakai Sabun Lebih Baik Daripada Usap Hand Sanitizer

"Saya berjemur setiap hari, berjalan kaki setiap hari. Jadi kena tuh sinar mataharinya. Saya jalan jam 8 kalau lagi nggak ada kerjaan, saat nggak bisa saya jalan sore, mataharinya masih lumayan," jelas Lula.

Selain itu, Lula juga sesekali berjemur. Tak ingin dibuat pusing dengan banyak pakem tentang waktu ideal berjemur, Lula manfaatkan aplikasi.

"Di aplikasi gratis itu, kan disebutkan informasi detil kita. Jadi tahu tuh, kapan dan berapa lama waktu ideal berjemur. Saya mah nggak ribet, cari yang simpel aja," tandasnya sambil tertawa.

Yang jelas, bukan hanya Vitamin D saja yang memiliki peranan penyembuhan dan pencegahan Covid-19. Menurut Lula Vitamin C, Zinc, Magnesium, Vitamin D Complex hingga Vitamin E, juga penting. "Makan buah dan sayur juga lebih disarankan. Minimal 100 gram setiap konsumsi," tandasnya. [MER]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.