Dark/Light Mode

Kebon Sirih Sentil Kinerja Manajemen

Ngeri, Transjakarta Kecelakaan 503 Kali

Rabu, 8 Desember 2021 06:45 WIB
Penampakan bus Transjakarta yang terlibat kecelakaan di MT Haryono, Jakarta Timur. (Foto: Dok. Polda Metro Jaya)
Penampakan bus Transjakarta yang terlibat kecelakaan di MT Haryono, Jakarta Timur. (Foto: Dok. Polda Metro Jaya)

RM.id  Rakyat Merdeka - Data kecelakaan melibatkan bus Transjakarta bikin kita mengelus dada. Sejak Januari hingga Oktober tahun ini atau selama 10 bulan, transportasi kebanggaan warga Ibu Kota itu mengalami 502 kali kecelakaan.

Dari jumlah itu, sebanyak 88 persen bus menabrak obyek tertentu atau kecelakaan tunggal. Sisanya, bus ditabrak atau diserempet kendaraan lain.

Direktur Utama PT Transjakarta Yana Aditya mengungkapkan, kecelakaan paling banyak terjadi pada Januari 2021. Yakni, sebanyak 75 kali kecelakaan. Kemudian, Februari 63 kali, Maret 72 kali, April 55 kali, Mei 54 kali, Juni 48 kali, Juli 44 kali, Agustus 22 kali, September 42 kali, dan Oktober 27 kali.

Baca juga : Pengamat: Jika Tidak Diperbaiki, Transjakarta Bakal Hancur

Ratusan kecelakaan itu melibatkan bus Transjakarta milik operator PPD sebanyak 34 persen, operator Mayasari 32 persen, Steady Safe 16 persen, Kopaja 13 persen, Transwadaya 3 persen, Pahala Kencana 1 persen dan Bianglala 1 persen.

Kecelakaan paling fatal terjadi di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, 25 Oktober lalu. Bus Transjakarta menabrak bus Transjakarta lainnya yang sedang berhenti di Halte Cawang. Akibatnya, tiga orang meninggal dan puluhan lain luka-luka.

Yana memastikan, pihaknya tengah melakukan evaluasi internal atas kecelakaan bus berulang ini.

Baca juga : Johan: Jokowi Senang Dapat Second Opinion

“Siapa sih? Dan, fungsi mana sih yang sebenarnya bertanggung jawab,” kata Yana, saat Rapat kerja dengan Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Senin (6/12).

Dalam evaluasi, PT Transjakarta menggandeng Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mengaudit operasional bus. Audit itu meliputi, pramudi (sopir bus), armada, hingga koridor jalan. Transjakarta menggandeng KNKT agar audit berlangsung independen dan tidak menimbulkan pertanyaan publik.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengingatkan, agar setiap kecelakaan jadi bahan evaluasi. Disarankannya, Transjakarta melakukan pembagian jam kerja sopir sehingga tidak kelelahan dan fokus saat bertugas.

Baca juga : Gandeng KNKT, PT Transjakarta Janji Audit Keselamatan Operasi

“Faktor terjadinya kecelakaan itu akibat sopir lalai dan kurang fokus. Para mitra operator harus menyiapkan ruang istirahat para sopir,” pintanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.