Dark/Light Mode

Manusia Gerobak Ganggu Ketertiban Umum

Tindak Jangan Ditindas

Sabtu, 15 Juni 2019 08:14 WIB
Manusia Gerobak. Ilustrasi/Ist
Manusia Gerobak. Ilustrasi/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Razia ‘manusia gerobak’ di Jakarta diminta agar terus digencarkan. Tapi penanganannya harus mengedepankan cara-cara yang manusiawi.

Sepekan pasca hari raya Idul Fitri, fenomena manusia gerobak masih marak di Jakarta. Antara lain tempat mangkalnya di Jalan Kartika Utama, Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Biasanya, manusia gerobak berkelompok seperti keluarga. Ada bapak, ibu dan anak-anak. Mereka mencoba mengais uang dari rasa kasihan pengendara yang lewat. Meskipun tempatnya sama, tetapi mereka tampak merasa aman. Tidak takut akan razia dari dinas sosial.

Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Ramly Muhammad mengatakan, kehadiran manusia gerobak merupakan peristiwa yang setiap saat terjadi. Dalam Perda Ketertiban Umum mereka dikategorikan sebagai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

Pemprov DKI Jakarta, lanjutnya, harus bertindak tegas. Terjunkan personel, terutama di tempat rawan terjadinya peningkatan jumlah PMKS. Tapi harus diingat agar penanganan mengedepankan langkah-lang￾kah bersifat persuasif.

Baca juga : Persepsi Terhadap Ketersediaan Lapangan Kerja Dorong Optimisme Konsumen

“Kami minta Dinas Sosial DKI tetap tindak tegas mereka (para PMKS). Namun tetap manusiawi. Jangan sampai menimbulkan konflik sosial di kemudian hari,” katanya.

Atas dasar itu, Komisi E berharap, upaya Dinas Sosial melalui operasi penanganan PMKS dapat dijalankan secara efektif dan tepat sasaran di lapangan.

“Kalau sudah dirazia, tapi kembali ke tempat yang sama. Kembali disitu-situ juga, sama saja bohong kalau tidak ada perubahan,” ungkapnya.

Beberapa lokasi yang paling banyak menjadi tempat operasi PMKS tersebut diantaranya seperti masjid, maupun tempat-tempat yang penuh keramaian.

Bahkan, tren PMKS saat ini telah menyasar kepada permukiman warga. Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Irmansyah ungkapkan belum adanya kebijakan soal manusia gerobak.

Baca juga : Komitmen Majukan Industri Perumahan, Ketum REI Raih Penghargaan Dunia

“Manusia gerobak menjadi satu persoalan. Karena dia tidak termasuk dalam PMKS. Jadi untuk sementara waktu kita halau mereka agar jangan sampai mengganggu ketertiban umum,’’ papar Irwansyah.

Pihaknya berkordinasi dengan Kementerian Sosial untuk menangani manusia gerobak ini. Kira-kira diposisikan sebagai apa. Kalau PMKS kan sudah jelas penanganannya.

“Namun untuk kasus ini (manusia gerobak) kalau kita masukan mereka ke panti dasarnya belum jelas,” terangnya.

Dasar kebijakan yang belum jelas, membuat para petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) di lapangan, hanya diinstruksikan untuk pemberitahuan saja. Menurut Irmansyah, di luar PMKS para manusia gerobak terkadang juga mengharapkan belas kasihan orang lain atau uluran tangan orang lain.

“Mudah-mudahan ke depannya ada kebijakan. Sehingga kita bisa lakukan pembinaan kepada mereka layaknya PMKS,” sambungnya.

Baca juga : Buat Yang Mudik Jangan Ngebut

Dirinya juga mengimbau kepada masyarakat untuk sama-sama mengedepankan ketertiban umum. Serta mengajak masyarakat untuk menekan angka manusia gerobak yang tiap Ramadan terus alami peningkatan.

“Untuk masyarakat yang ingin memberikan infaq dan sodakoh, cobalah mulai berikan ke tempat-tempat atau yayasan yang resmi dan jelas. Dengan begitu saya rasa bisa menekan angka manusia gerobak yang belum jelas kebijakannya seperti apa,” tutupnya. [MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.