Dark/Light Mode

Jadi Tempat Pembuangan Kotoran Manusia Dan Sapi

Pencemaran Sungai Di DKI Makin Parah

Jumat, 20 Mei 2022 07:30 WIB
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jakarta Suci Tanjung. (Foto: Walhi Jakarta).
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jakarta Suci Tanjung. (Foto: Walhi Jakarta).

 Sebelumnya 
Tercemar Kotoran Sapi

Tim Ekspedisi Sungai Nusantara mendapatkan temuan baru penyebab menurunnya kualitas air Sungai Ciliwung. Yakni, air tercemar kotoran manusia dan sapi.

Baca juga : Bahas Wealth Automation Dengan Pendapatan Pasif, Xpreneur Summit 2022 Kembali Digelar

Dalam kegiatan Susur Sungai bersama Komunitas Ciliwung, Tim Ekspedisi menemukan masih banyak pembuangan limbah rumah tangga berupa tinja dan kotoran sapi yang dibuang langsung ke badan air. Selain itu, ditemukan beberapa pabrik tahu membuang limbah bersuhu tinggi sehingga menimbulkan bau menyengat.

“Tidak semestinya ada kegiatan usaha yang membuang limbah cair langsung ke Ciliwung, seharusnya ada pengolahan limbah sebelum dibuang. Belum lagi ada kotoran sapi sehingga menimbulkan aroma busuk,” ujar penggiat komunitas Ciliwung Tanjung Barat, Tyo dalam keterangan tertulisnya, Senin (16/5).

Baca juga : Gangguan Kesehatan Mental Usai Pandemi Harus Diatasi

Dalam kegiatan susur sungai juga menemukan kadar nitrit air melampaui Baku Mutu Air kelas II yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 22 tahun 2021. Dalam PP itu disyaratkan kadar nitrit dalam air sungai tidak boleh lebih dari 0,06 mg/L.

Peneliti dari Environmental Conservation Organization (Ecoton), Daru Setyorini menyebut, kadar Nitrit tertinggi di Sungai Ciliwung ditemukan di Jalan Camar Cijantung, Jakarta Selatan yakni sebesar 0,15 mg/L.

Baca juga : Save Soil Indonesia Gelar Long March

“Tingginya kadar nitrit mengindikasikan adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari tinja atau limbah dari kamar mandi. Dan, faktanya terdapat pabrik tahu dan kandang sapi di lokasi pengambilan sampel air,” terang Daru.

Selain pencemaran nitrit, Tim Ekspedisi juga menemukan tingginya kadar fosfat di Ciliwung wilayah Srengseng Sawah sebesar 0,5 ppm. Padahal baku mutu berdasarkan PP 22/2021 mensyaratkan bahwa sungai kelas 2 yang dimanfaatkan sebagai bahan baku PDAM kadar fosfat tidak boleh melebihi 0,2 ppm.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.