Dark/Light Mode

Jadi Sumber Air Warga

Kali Bekasi Hitam dan Berbau Busuk

Selasa, 6 Agustus 2019 09:42 WIB
Kali Bekasi menghitam dan mengeluarkan aroma tak sedap. (Foto : istimewa)
Kali Bekasi menghitam dan mengeluarkan aroma tak sedap. (Foto : istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kali Bekasi semakin mengkhawatirkan. Diduga tercemar limbah, airnya hitam dan berbau busuk. Padahal, air sungai yang melintasi Kota Bekasi itu sangat dibutuhkan warga.

Pantauan Rakyat Merdeka, selama dua pekan ini, kondisi Kali Bekasi menghitam dan mengeluarkan aroma busuk. Diduga tercemar limbah. Selain hitam, di beberapa titik juga berbuih. Saking tercemarnya, ikan-ikan mati di Kali Rawa Tembaga yang berada di belakang kantor Pemda. Pencemaran di Kali Bekasi makin terasa karena saat ini musim kemarau.

Sebelum masuk wilayah Kota Bekasi, kondisi aliran air sudah berwarna hitam dan bau menyengat. Saat musim hujan, air limbah yang dibuang pelaku industri dan pabrik langsung bercampur air hujan dan terbawa arus, sehingga aromanya kurang menyengat. Warga Margajaya, Bekasi Selatan, Ahmadin, sudah kebal dengan kondisi ini.

Berdasarkan pengakuannya, tercemarnya Kali Bekasi karena aliran air dari Sungai Cileungsi di Kabupaten Bogor mulai terjadi sejak 2016 lalu. Sejak itulah, pencemaran kali dari arah Selatan ini terjadi setiap bulan sampai saat ini. “Sebulan sekali. Nanti ada seminggu atau lebih, kalinya item. Bau dan busa keluar. Belum lama ikan-ikan pada mati,” keluh Ahmadin.

Baca juga : Airlangga Mampu Kembalikan Kekaryaan Golkar

Diakuinya, warga sebetulnya enggan melapor kepada pemerintah karena sudah berkali-kali dikeluhkan tapi tak diindahkan. Warga lainnya,  Ibnu mempertanyakan keseriusan pemerintah daerah menindak tuntas pabrik pencemar kali. “Yang harus dituntaskan hulunya. Pabrik-pabrik pencemar, yang membuang limbah lang- sung ke kali. Itu yang harus ditindak,”desak Ibnu.

Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) Puarman menduga, banyak oknum pelaku industri tidak bertanggung jawab membuang limbah ke Sungai Cileungsi, hulu Kali Bekasi. Masalah limbah ini sudah sering diadukan KP2C ke Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi maupun Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor.

“Buangnya malam hari. Menghindari pemantauan yang petugas maupun warga setempat. Persoalan memang sudah lama,” ujanya.

Untuk itu, Puarman berharap, Pemerintah Provinsi Jawa Barat turun tangan mengatasi persoalan limbah ke sungai ini. Sebab, sampai saat ini belum ada penindakan yang membuat pelaku industri jera.

Baca juga : Dijamu Di Rumah Wapres, Tokoh Taliban Naruh Harapan Besar Ke JK

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Kustantinah Puji Wahyuni mengakui telah berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Bogor. Sebab, perusahaan yang terindikasi membuang limbah dan mencemari kali berada di kabupaten ini.

“Tim dari kami hanya menelusuri keberadaan sumber limbah tersebut dan kami tidak bisa masuk untuk mengawasi karena bukan wilayah kita, makanya kita koordinasi. Kami minta pemerintah Bogor untuk menindaknya,” kata Kustantinah.

Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya berjanji akan mengecek perusahaan dan pabrik yang berdiri di sepanjang Sungai Cileungsi, Kabupaten Bogor. Ketua Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya Teguh Nugroho menyatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap 40 Instalansi Pengolahan Air Limbah (IPAL) perusahaan pada 2018.

Ada dua perusahaan direkomendasikan ditindak karena melanggar Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. “Satu perusahaan ditindak administratif, serta 17 perusahaan lainnya diminta melengkapi dokumen pengolahan limbahnya,” ujar Teguh.

Baca juga : Perdana di Sumbar, Jambore Organik Kampanyekan Pangan Sehat

Tahun ini, pihaknya berencana melakukan pengecekan IPAL kembali. Sebab, bau dan hitamnya Kali Bekas diduga kuat daripencemaran perusahaan di bantaran Sungai Cileungsi. Dia juga mengantongi serang- kaian bukti berupa foto, video, dan data pendukung untuk bahan pemeriksaan. Hasil rekomendasi akan disampaikan kepada penyidik dari Mabes Polri maupun dari Polda Jawa Barat agar ditindaklanjuti. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :