Dark/Light Mode

Dijamu Di Rumah Wapres, Tokoh Taliban Naruh Harapan Besar Ke JK

Senin, 29 Juli 2019 09:24 WIB
Wapres Jusuf Kalla bertemu Wakil Pimpinan Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar di kediaman Wapres Jl.Diponegoro, Jakpus, Sabtu (27/7) malam. (Foto: Setwapres)
Wapres Jusuf Kalla bertemu Wakil Pimpinan Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar di kediaman Wapres Jl.Diponegoro, Jakpus, Sabtu (27/7) malam. (Foto: Setwapres)

RM.id  Rakyat Merdeka - Keseriusan Indonesia mendamaikan konflik saudara di Afghanistan sangat dinanti-nantikan. Akhir pekan kemarin, salah satu pimpinan Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar sampai langsung menemui Wapres Jusuf Kalla. Baradar menaruh harapan besar kepada Pak JK yang selama ini jagonya mendamaikan daerah-daerah konflik, bisa juga mendamaikan konflik di Afghanistan.

Pertemuan JK dengan pimpinan Taliban ini digelar santai di Rumah Dinas Wapres, Jalan Diponegoro, Jakarta, Sabtu sore. Baradar beserta rombongan tiba di lokasi selitar pukul 5.45 sore. Di sela perbincangan, JK dan Baradar menyempatkan salat magrib berjemaah di Masjid Sunda Kelapa. Usai salat, JK mengajak Baradar santap malam bersama sambil melanjutkan pembicaraan. Sekitar pukul 9 malam, Baradar beserta rombongan meninggalkan kediaman JK.

Dalam pertemuan itu, JK didampingi Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. JK mengatakan Indonesia selalu menjaga komunikasi dengan semua pihak yang terlibat proses perdamaian di Afghanistan. Termasuk dengan Pemerintah Afghanistan dan Taliban. Komunikasi ini sangat penting untuk menjaga kepercayaan semua pihak sehingga proses perdamaian dapat terus maju. 

"Indonesia juga berkomunikasi dengan Amerika Serikat dan pihak-pihak lain," ujar JK dalam keterangan tertulis Setwapres, kemarin. 

Baca juga : Dalami Pencucian Uang, KPK Kembali Garap Rita Widyasari

Delegasi Taliban yang berjumlah 8 orang itu tiba di Jakarta pada Jumat malam. Agenda mereka sebenarnya untuk menghadiri konferensi Ulama dan para cendekiawan dari Afghanistan, Pakistan, dan Indonesia yang digelar di Jakarta. Mereka terbang dari Qatar, Jumat. 

Juru bicara Taliban, Zabihulllah Mujahed, mengatakan pertemuan itu antara lain akan membahas perdamaian dengan Pemerintah Afghanistan. "Pembicaraan berkisar pada hubungan politik yang baik antara kedua negara, perdamaian, dan pentingnya kerja sama masa depan dengan Afghanistan," kata Mujahed seperti dilansir Anadolu Agency, kemarin. 

Sebelumnya, pihak delegasi Taliban dan Afghanistan telah menyepakati 'komitmen mengurangi kekerasan' antarkedua belah pihak. Konsultasi damai Afghanistan-Kabul di ibu kota Qatar itu, diprakarsai Jerman sebagai pihak penengah. Pihak Taliban setuju umenghentikan serangan terhadap pusat keagamaan, sekolah, rumah sakit, pusat pendidikan, pasar, bendungan air, dan tempat kerja. Konsultasi di Doha berakhir dengan seruan dan janji bersama untuk mengurangi kekerasan di Afghanistan. 

Pembahasan perdamaian Afghanistan-Taliban sendiri baru akan dilakukan 2 minggu mendatang. Pembicaraan tersebut akan dilangsungkan di Jerman sebagaimana disampaikan Menteri Negara Urusan Perdamaian Afghanistan, Abdul Salam Rahimi. Tim tersebut nantinya beranggotakan 15 orang termasuk para cendekiawan agama, perempuan dan anggota masyarakat sipil yang mewakili Kabul. 

Baca juga : Di Gunung Sindur, Novanto Taubatan Nasuha

Jerman akan menjadi tuan rumah dialog, sama seperti Qatar yang telah menjadi tuan rumah dialog perdamaian yang dihadiri perwakilan masyarakat sipil Afghanistan, Taliban, dan pejabat Afghanistan dalam kapasitas pribadi. Utusan Jerman untuk Afghanistan, Potzel Markus dan utusan khusus Menteri Luar Negeri Negara Qatar, Mutlaq bin Majed Al-Qahtani telah membuka dialog di Doha.

"Kami telah mengambil inisiatif dialog untuk membuka jalan bagi perdamaian di Afghanistan. Pembicaraan tidak cukup. Dialog harus berubah menjadi proses negosiasi yang bermakna. Masa depan Afghanistan hanya dapat ditentukan oleh orang Afghanistan," demikian cuitan utusan Jerman, Potzel Mark. 

Indonesia memang serius dalam mewujudkan perdamaian di Afghanistan yang sudah lama dilanda konflik saudara itu. Pamor JK sebagai Juru Damai konflik ternyata sampai juga ke Afganistan. Pada November 2017, delegasi Hingh Peace Council (HPC) Afghanistan menemui JK di Istana Wapres. Pada intinya, mereka meminta Indonesia, terutama JK, menjadi juru damai di Afghanistan. 

Pada Februari 2018, JK lalu terbang ke Afghanistan untuk memenuhi undangan pihak Afghanistan.  Proses perdamaian itu berlanjut dengan diadakannya pertemuan Trilateral Ulama Afghanistan, Pakistan, dan Indonesia di Istana Bogor. Pertemuan itu kemudian menghasilkan Deklarasi Perdamaian Bogor. 

Baca juga : Bermimpi MK Mendiskualifikasi 01, 02 Menaruh Harapan 0 Besar

JK mengatakan, pertemuan tersebut merupakan langkah awal untuk menciptakan perdamaian di Afghanistan. Kata JK, proses perdamaian di Afghanistan masih membutuhkan waktu yang panjang. Perdamaian bisa tercapai apabila pihak-pihak yang bertikai duduk bersama untuk berunding dan berdialog. "Masih panjang prosesnya, ini statement awal, payung," ujar JK. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.