Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Rencana Penerapan Panen Kritik
ERP Buat Atasi Macet, Bukan Buat Cari Cuan
Kamis, 19 Januari 2023 07:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menerapkan jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP) di 25 ruas jalan di Ibu Kota, panen kritik. Banyak yang menanyakan motif di balik rencana penerapan kebijakan tersebut.
Salah satunya warganet dengan nama akun @em_er_zet. Dia mengomentari pernyataan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang menyebut Jakarta bisa mendapatkan Rp 60 miliar per hari dari kebijakan ERP ini.
“Tujuan ERP justru biar nggak banyak orang yangg bayar. Kalau ERP dapat banyak (uang) berarti kebijakannya gagal,” sentil @em_er_zet.
Pemilik akun @princeofababwas ikut menanggapi. Menurutnya, Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI sudah banyak. “They missed the whole point (Mereka tidak paham tujuannya). Akan sangat efektif kalau berlaku sesudah LRT dan MRT fase 2 selesai, jadi orang punya pilihan lain,” kicaunya.
Baca juga : Makin Dekat Dengan Mega, Peluang Politik Erick Thohir Makin Besar
Pemilik akun @YuniAriane juga berkomentar bahwa ERP seperti penerapan cukai rokok. Tujuannya untuk mengurangi perokok. “Ntar, kalau fungsi utamanya pemasukan keuangan, bisa-bisa pengguna kendaraan pribadi mirip perokok, merasa yang paling berjasa,” sindirnya.
Tidak cuma warganet, warga yang tinggal di 25 ruas jalan itu juga ikut angkat bicara. Mereka khawatir peraturan itu akan membebani mereka. Saat pergi dan pulang ke rumah, dikenakan tarif.
“Harusnya warga yang tinggal di sekitar jalan itu, jangan disamakan dengan pengguna kendaraan lain yang melintas,” usul warga yang tidak mau disebut namanya.
Dia meminta, warga yang tinggal bersinggungan langsung dengan pemberlakuan ERP dikecualikan seperti yang diterapkan di London, Inggris.
Baca juga : Jaga Kesetiaan Pelanggan, Easy Shopping Gelontorkan Hadiah Miliaran
Di London, kendaraan pribadi yang melintas di jalan area ERP, sekali lewat dikenakan tarif 15 Poundsterling atau sekitar Rp 276.500 (1 Poundsterling sekitar Rp 18.500).
“Nah untuk warga yang tinggal di area ERP, hanya bayar 10 persen karena mereka dapat diskon khusus sebesar 90 persen,” ungkapnya.
Usulan ini mendapat tanggapan positif dari anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak. Anggota Komisi B ini meminta, rencana jalan berbayar jangan sampai membebani masyarakat. Terutama, warga yang tinggal di jalan bersinggungan dengan ERP.
“Jalan kan dibangun atas pajak masyarakat, tapi masyarakat lewat jalan akan dikenakan pajak lagi,” kata Gilbert kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca juga : Tanggapi Penangkapan Lukas Enembe, Jokowi: Semua Sama Di Mata Hukum!
Karena itu, Gilbert mengaku tidak setuju dengan penerapan ERP. Dia juga mengaku kaget, rencana jalan berbayar ini langsung dibicarakan ke Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD DKI Jakarta.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya