Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Biar Antibody-nya Kuat Tahan Sub Varian Covid Baru

Yuk Yang Belum Booster Kedua, Buruan Divaksin

Rabu, 25 Januari 2023 07:30 WIB
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksinasi COVID-19 keempat atau booster kedua ke penerima vaksin di halaman kantor Balai Kota, Jakarta, Selasa (24/1/2023). Pemprov DKI Jakarta memulai program vaksinasi booster kedua guna meningkatkan imunitas warga agar tidak mudah tertular kembali COVID-19. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww).
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksinasi COVID-19 keempat atau booster kedua ke penerima vaksin di halaman kantor Balai Kota, Jakarta, Selasa (24/1/2023). Pemprov DKI Jakarta memulai program vaksinasi booster kedua guna meningkatkan imunitas warga agar tidak mudah tertular kembali COVID-19. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww).

 Sebelumnya 
Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budi­man menilai, saat ini waktu yang tepat untuk pemberian vaksin booster ke-2. Karena, booster pertama, rata-rata sudah diberi­kan dari 5 bulan lalu.

Namun, Dicky menekankan, vaksinasi booster ke-2 untuk masyarakat umum harus diberi­kan selektif.

“Prioritaskan kelompok yang berisiko tinggi dari sisi kondisi tubuh maupun pekerjaan,” kata Dicky kepada Rakyat Merde­ka, kemarin.

Untuk mengantisipasi keterbatasan tenaga kesehatan pemberi vaksin (vaksinator) dan jumlah ketersediaan vaksin, masyarakat umum harus lebih bersabar.

Baca juga : Angka Kematian Covid-19 Melonjak, Dinkes DKI Imbau Lansia Segera Booster Kedua

Dicky menyebut, kelompok risiko tinggi terkena Covid dari sisi pekerjaan itu adalah pelayan publik, tenaga kesehatan dan pekerja di garda terdepan pintu masuk, misalnya imigrasi, kan­tor kesehatan pelabuhan. Dan, guru alias tenaga pendidik.

Sedangkan dari kondisi tubuh, lanjutnya, lansia dan yang pu­nya komorbid. Menurut Dicky, meskipun cakupan vaksinasi booster pertama masih rendah, pemberian booster ke-2 ini tidak bisa ditunda. Terutama untuk kelompok yang sudah menda­patkan booster pertama lebih dari lima bulan dan berkategori risiko tinggi.

Sebab, hasil riset menunjuk­kan bahwa pada kelompok risiko tinggi, baik dari kondisi tubuh maupun pekerjaan, mereka rawan terinfeksi.

“Karena adanya sub varian baru yang bisa menerobos an­tibodi dari booster sekalipun,” ungkapnya.

Baca juga : Tak Ada Bukti Subvarian Covid Sekarang Lebih Ganas

Meski begitu, keparahan ke­matian menurun pada kelompok yang sudah vaksin booster. Untuk itu, Dicky menyarankan Pemerintah untuk mengejar capaian vaksin di kelompok risiko tinggi.

Pemberian vaksin ini juga dapat dilihat per wilayah. Jika kasusnya tinggi, segera gencar­kan vaksinasi.

“Untuk memberikan proteksi, masyarakat umum juga harus diberikan,” ucapnya.

Sebagai informasi, berdasar­kan SE Kemenkes Nomor HK.02.02/C/380/2023, Pemerintah Pusat menginstrusikan

Baca juga : Indonesia Masih Jauh Dari Aman

Kepala Daerah dan Dinas Kesehatan untuk memberi­kan vaksin booster ke-2 untuk masyarakat umum usia 18 tahun ke atas mulai 24 Januari 2023 atau kemarin.

Juru Bicara Kemenkes Mu­hammad Syahril menuturkan, jenis vaksin yang dapat digu­nakan adalah vaksin Covid-19 yang telah mendapat Persetujuan Penggunaan Dalam Kondisi Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan memperhatikan vaksin yang ada.

Syahril menyebut, vaksinasi harus dilakukan di fasilitas pe­layanan kesehatan dan/atau di pos pelayanan vaksinasi Covid-19. Dia mengimbau, masyarakat yang belum divaksinasi ataupun vaksinasinya belum lengkap agar secepatnya dilengkapi.

“Jangan menunda dan jangan pilih-pilih vaksin. Karena vak­sinasi terbaik adalah vaksinasi yang dilakukan sekarang juga,” tegas Syahril. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.