Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Cek Di Sini, 5 Penjelasan Penting BPOM Soal Vaksin AstraZeneca Yang Bikin Heboh
- Lawan Guinea, Pelatih Persib: Timnas Akan Hadapi Lawan Berat
- Piala AFC U-17 Putri, Garuda Pertiwi Muda Fokus Hadapi Korsel
- 128.000 Jemaah Haji Indonesia Nikmati Fasilitas Fast Track
- Dortmund Ke Final, PSG Cuma Kurang Beruntung
Penyebab Kemacetan Akut Di Jakarta
Pengguna Angkutan Umum Turun, Pemotor Naik Tajam
Rabu, 8 Februari 2023 07:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pembangunan transportasi publik yang gencar dilakukan Pemerintah di Ibu Kota ternyata belum mampu menarik minat masyarakat untuk beralih menggunakan angkutan umum. Sebaliknya, jumlahnya malah menyusut.
Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Ismail mengatakan, untuk mengurangi kemacetan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menerapkan kebijakan Ganjil-Genap. Namun, upaya ini belum efektif sehingga akan diterapkan kebijakan Electronic Road Pricing (ERP) atau jalan berbayar.
Dia membeberkan, jumlah perjalanan meningkat tajam. Pada tahun 2010 sebanyak 45 juta perjalanan per hari. Kemudian, pada 2018 meningkat menjadi 88 juta perjalanan per hari. Kemudian, pengguna angkutan umum merosot tajam. Pada 2002, penggunaan mobil pribadi di Jakarta sebesar 14,7 persen dan sepeda motor hanya 27,5 persen. Kala itu, mayoritas masyarakat memilih angkutan umum sebagai moda transportasi, yakni 52,7 persen.
Baca juga : Kemenhub Dan Pemprov DKI Bahas Pengembangan Angkutan Massal Perkotaan
Namun, delapan tahun kemudian, terjadi pergeseran yang cukup signifikan. Masyarakat yang tadinya menggunakan angkutan umum beralih ke sepeda motor.
“Pengguna sepeda motor 61,2 persen,” jelas Ismail, di Jakarta, kemarin.
Politisi PKS ini menyebut, pengguna sepeda motor terus meningkat. Pada 2018, jumlahnya mencapai 68,3 persen. Sedangkan pengguna angkutan umum terus menyusut.
Baca juga : Direktur Penuntutan KPK Dilepas Firli, Diantar Sekjen
“Penguna angkutan umum hanya sekitar 6,9 persen,” katanya.
Menurut Ismail, kebijakan Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi kemacetan, seperti aturan Ganjil-Genap, kurang ampuh. Malah menimbulkan efek tak terduga.
“Karena, ternyata orang tidak bergeser ke transportasi publik. Tapi memilih ke sepeda motor,” kata Ismail.
Baca juga : Senator Betawi Akui Jakarta Makin Maju Selama 3 Bulan Dipimpin Heru Budi
Pilihan tersebut, lanjut Ismail, cukup logis. Sebab selain tidak terkena aturan Ganjil-Genap, sepeda motor lebih efektif dan efisien. Dengan modal Rp 500 ribu untuk uang muka (DP), warga bisa membeli motor.
“Dengan menggunakan sepeda motor, mereka bisa lebih cepat sampai ke tempat tujuan. Tanpa harus mengikuti rute angkutan publik,” ujarnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya