Dark/Light Mode

Sudah Punya Lahan Ratusan Hektar di Kaltim, Pengembang Kakap Belum Minat Masuk ke Calon Ibu Kota

Rabu, 28 Agustus 2019 13:35 WIB
Ilustrasi lokasi baru ibu kota RI di Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. (Foto: Instagram @jokowi)
Ilustrasi lokasi baru ibu kota RI di Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. (Foto: Instagram @jokowi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Beberapa pengembang raksasa rupanya sudah punya lahan di Balikpapan dan Samarinda, Kalimantan Timur, jauh sebelum wacana pemindahan ibu kota digulirkan. "Sebelum wacana ibu kota, pengembang besar nasional sudah eksis di kota Balikpapan dan Samarinda seperti APL (Agung Podomoro Land), Sinarmas Land, Ciputra. Mereka sudah ada aset lahan," ungkap Ketua Dewan Pengurus Daerah Real Estate Indonesia (REI) Kaltim Bagus Susetyo kepada RMco.id, Rabu (28/8).

Bagus mengungkapkan, para pengembang besar ini punya lahan di kisaran 40 hingga 200 hektar di kedua kota yang dekat dengan calon ibu kota baru, Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara. "Di luar itu, pengembang lokal yang juga eksis mengembangkan kota di Balikpapan dan Samarinda, punya lahan di kisaran 20-40 hektar," beber Bagus.

Baca juga : Penguasaan Negara dalam Pengelolaan Air, Kepemilikan atau Kontrol?

Hingga saat ini, pengembang lokal yang masuk dan masih aktif sebagai anggota REI berjumlah sekitar 70 perusahaan. Baik untuk kawasan bawah, menengah, dan besar.

Hanya saja, menurut Bagus, belum ada pengembang besar yang berminat masuk ke pembangunan properti di calon ibu kota baru. Dua kecamatan yang rencananya digunakan sebagai lokasi ibu kota baru, yakni Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kecamatan Sepaku Semol di Penajam Paser Utara, selama ini memang tidak dikenal sebagai pusat pemukiman.

Baca juga : Wujudkan Nawa Cita, Pembangunan Bendungan Di Daerah Dikebut

Kecamatan Samboja itu sangat dekat dengan operasional Blok Mahakam, yang dulu dikelola Total E&P Indonesie. Sementara itu, Kecamatan Sepaku Semol hanya berisi lahan perkebunan kelapa sawit serta pertambangan. "Maka wajar, bila belum ada pemain properti besar yang berminat masuk ke calon ibu kota baru,” terang Bagus.

Menurutnya, infrastruktur di sana juga belum mumpuni. Sambungan listrik masih belum memadai. Jalan raya baru sebatas jalan nasional. Selain itu, sarana air bersih juga belum tersedia. "Untuk mengundang investor, ya harus dibuat layak dulu infrastrukturnya,” saran Bagus. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.