Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Gempa Bumi Berkekuatan Magnitudo 3,7 Guncang Kebumen, Jawa Tengah
- PSSI Proses Maarten Paes Buat Lawan Irak Dan Filipina
- Siang Ini, Rinov/Phita Jadi Andalan Raih Gelar Di Malaysia Masters 2024
- Trofi Coupe de France 2023/24 Persembahan Terakhir Mbappe Di PSG
- Malam Ini Final BRI Liga 1, Persib Patok Kemenangan Kandang
Sebelumnya
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Jamaluddin Lamanda mengaku, kerap mendapat informasi soal kendala pembebasan lahan. Sehingga, kejadian ini menghambat kerja Kementerian PUPR. Misalnya, lahan di wilayah Tanjung Barat masih banyak yang belum dibebaskan karena belum dibayar.
“Kalau belum (dibebaskan), PUPR tidak bisa lakukan pengerukan. Sheet Pile tidak bisa dipasang karena pembebasan lahan belum selesai,” katanya di Jakarta, kemarin.
Hal senada juga diungkap anggota Komisi D lainnya, Judistira Hermawan. Politisi Partai Golkar itu berharap, Dinas SDA bisa secepatnya merampungkan pembayaran lahan milik warga sehingga program penanganan banjir tidak terhambat.
Sebab penanganan banjir merupakan salah satu program prioritas DKI Jakarta pada 2024.
Baca juga : Moeldoko Janji Kawal Netralitas TNI Di Tahun Politik
“Kami ingin pastikan agar tidak ada hal-hal yang menghambat pengerjaan dalam hal penanganan banjir,” ungkapnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan waktu dua tahun untuk menyelesaikan proyek Normalisasi Sungai Ciliwung. Jokowi bilang, normalisasi Sungai Ciliwung ini tinggal sekitar 17 km. Oleh sebab itu, Jokowi meminta Pemprov DKI Jakarta untuk segera membebaskan lahan, sehingga Kementerian PUPR dapat memulai konstruksinya.
“Sehingga normalisasi Sungai Ciliwung betul-betul rampung dan bisa mengurangi banjir,” kata Jokowi saat meninjau pekerjaan normalisasi Sungai Ciliwung di Pengadegan, Jakarta Selatan.
Normalisasi Sungai Ciliwung merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control) Jakarta dari hulu hingga hilir. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi lebar Sungai Ciliwung menjadi kondisi normal yaitu 35-50 meter.
Baca juga : Nasib Erik Ten Hag Di Ujung Tanduk
Lingkup pekerjaan normalisasi ini meliputi perkuatan tebing, pembangunan tanggul, pembangunan jalan inspeksi dengan lebar 6-8 meter di sepanjang sisi Sungai Ciliwung, meningkatkan kapasitas tampung alir dari 200 meter kubik (m3)/det menjadi 570 m3/det, serta penataan kawasan di sekitar Sungai Ciliwung.
Normalisasi Sungai Ciliwung ini melintasi sejumlah kelurahan di Jakarta. Yakni, Manggarai, Bukit Duri, Kebon Manggis, Kampung Melayu, Kampung Pulo, Kebon Baru, Bidara Cina, Cikoko, Cawang, Pengadegan, Rawajati, Cililitan, Gedong, Tanjung Barat, Balekambang, Pejaten Timur, Jagakarsa dan Pasar Minggu.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, normalisasi Sungai Ciliwung yang ditargetkan selesai 2024 tergantung pembebasan lahan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
Basuki bilang, pengerjaan normalisasi Sungai Ciliwung mandek lantaran belum selesainya pembebasan lahan. Oleh karena itu, dalam 5 tahun terakhir, Kementerian PUPR tidak menganggarkan sama sekali untuk penanganan banjir Jakarta.
Baca juga : Andina Julie, Curhat Kisah Cinta Monyet
Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Rabu 18/10/2023 dengan judul Terkendala Legalitas Lahan, Normalisasi Ciliwung Mandek
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya