Dark/Light Mode

Heru Gelorakan Gerakan Anak Sehat

39 Ribu Balita Di Jakarta Alami Permasalahan Gizi

Senin, 22 Januari 2024 07:30 WIB
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. (Foto: PPID Jakarta)
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. (Foto: PPID Jakarta)

RM.id  Rakyat Merdeka - Balita di Jakarta disinyalir masih banyak alami stunting atau gangguan pertumbuhan akibat gizi buruk. Sebab, berdasarkan laman https://stunting.jakarta.go.id, per Januari 2024, sebanyak 39.793 balita tercatat memiliki permasalahan gizi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), per Juli 2023, sebanyak 798.107 balita di DKI Jakarta masuk kelompok rawan gizi buruk.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Abdul Aziz menilai, stunting merupakan masalah yang harus segera ditangani. Na­mun permasalahan ini tidak bisa dilakukan dengan instan. Butuh komitmen jangka panjang dan kolaborasi dari semua pihak.

Saat ini, lanjutnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, sudah berupaya melakukan berbagai kebijakan untuk menurunkan angka stunting. Salah satunya, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita stunting.

Baca juga : Menhan Dan Mentan Disambut 35 Ribu Petani Blora, Jawa Tengah

“Agar PMT tepat sasaran, harus ada monitoring dan evaluasi berkala,” pinta Aziz.

Anggota Komisi E ini meneka­nkan pentingnya sinergi melalui program Jakarta Beraksi, yakni memberikan asupan makanan un­tuk balita yang dimasak oleh kader posyandu. Makanan tersebut sudah ditimbang sesuai dengan kebutuhan gizi balita yang mencakupi karbohidrat, protein dan serat.

Aziz bilang, ada sejumlah upaya untuk mempercepat penu­runan stunting di Jakarta. Di antaranya, peningkatan akses terhadap gizi yang baik.

“Memastikan anak-anak mendapatkan akses terhadap makanan bergizi yang cukup,” ucapnya.

Baca juga : Alam Ganjar Dan Eca Aura Kompak Satu Tim Dalam Pertandingan Bulutangkis

Lalu, peningkatan promosi dan edukasi gizi. Yakni, meningkatkan kesadaran masyarakat melalui kampanye promosi ten­tang pentingnya gizi yang baik.

“Termasuk manfaat menyusui eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI (air susu ibu) yang tepat waktu dan bergizi, serta pentingnya konsumsi makanan sehat dan seimbang,” imbuhnya.

Kemudian, peningkatan kuali­tas pelayanan kesehatan. Seperti pemanfaatan posyandu, klinik kesehatan dan rumah sakit. Sehingga memberikan layanan konseling gizi dan pemantauan pertumbuhan anak.

Selanjutnya, peningkatan akses air bersih dan sanitasi yang baik, penyediaan dukungan sosial dan ekonomi. Termasuk kolaborasi dan koordinasi lintas sektor.

Baca juga : Melonjak! Kebakaran Sepanjang Tahun 2023 Di Jakarta Dan Faktor Penyebabnya

“Melibatkan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Daer­ah, pihak swasta, organisasi masyarakat, dan lembaga inter­nasional dalam upaya penang­gulangan stunting, untuk saling mendukung dan berbagi sumber daya,” tegasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.