Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Penanganan Lambat Dan Bahayakan Warga
Ayo Dong Gercep Benahi Kabel Udara Berantakan
Kamis, 14 Maret 2024 06:50 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan provider didesak segera memberikan perhatian khusus untuk membenahi kabel fiber optik (FO) yang menjuntai. Sebab, sejauh ini terlihat penanganannya lambat, padahal membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Desakan tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Nova Harivan Paloh. Ditegaskannya, merapikan kabel optik menjuntai merupakan bentuk tanggung jawab terhadap keindahan kota dan keselamatan warga.
“Saya kira ini harus jadi concern (perhatian -red) kita bersama, ya. Terutama provider, harus ikut bertanggung jawab memberikan perhatian di wilayah-wilayah yang mereka pasangi kabel,” ujar dia saat dihubungi, Rabu (13/3/2024).
Nova mendorong publik juga menagih tangung jawab provider pemilik kabel fiber optik. Sebab secara faktual, keberadaan kabel yang menjuntai cenderung merusak estetika kota dan mengancam keselamatan mereka.
Baca juga : The Gunners Akhiri Kutukan 14 Tahun
“Kita harus tahu juga yang merekomendasikan untuk masang di satu titik dan tiang siapa? Gimana kelayakannya, sehingga saling tiban di situ. Ini kan merusak estetika kewilayahan dan membahayakan pengendara motor, mobil dan pejalan kaki,” ungkap dia.
Nova melihat, pembenahan kabel menjuntai lambat. Padahal, harus gerak cepat (gercep) diselesaikan agar tidak jatuh korban.
“Saya melihat kita ini tidak ada aksi untuk perapihan. Sekarang perapihan hanya dilakukan Dinas Bina Marga, itu tidak cukup. Provider harus ada tanggungjawabnya,” tandas politisi Partai NasDem DKI itu.
Sebelumnya, Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (APJATEL), Jerry Mangasas Swandy mendukung upaya Pemprov DKI Jakarta untuk menertibkan kabel FO yang menjuntai. APJATEL selaku asosiasi yang menaungi para operator calon pengguna SJUT akan berkoordinasi untuk memindahkan kabel udara ke Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT).
Baca juga : Alcaraz Sukses Balas Dendam
“Kami butuh harmonisasi karena penataan jaringan utilitas itu adalah keniscayaan. Banyaknya korban, tidak elok dipandang, Ya saya mungkin akan bersabar,” tuturnya.
Mangasas juga menyoroti pembuatan SJUT harus memperhatikan efisiensi agar tidak menjadi beban para operator. Karena itu, dia berharap pengerjaannya didasari kajian mendalam setelah diskusi bersama pihak terkait.
“Jadi pemahaman kita supaya lebih terintegrasi, teman-teman APJATEL sepakat penataan jaringan ini harus disegerakan dengan konsep ideal yang affordable (terjangkau),” tandasnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT Jakarta Infrastruktur Propertindo (JIP), Ivan C. Permana mengatakan, pihaknya sudah membangun SJUT sepanjang 25 kilometer (km) di Jakarta Selatan. Yakni, di Jalan Senopati, Cikajang, Pattimura Gunawarman, Trunojoyo, Hasanuddin, Kapten Tendean dan Mampang.
Baca juga : KPK Minta ImigrasiCekal 3 Orang Lagi
Dipaparkannya, ada beberapa proses dalam melakukan pemanfaatan SJUT. Pada tahap awal, pihaknya membangun terlebih dahulu SJUT di bawah tanah. Kemudian, operator memindahkan jaringan utilitasnya yang membentang di udara ke dalam tanah atau SJUT.
Pihaknya tidak bisa memaksakan pemindahan kabel. Karena jika layanan internet yang tadinya on alias hidup di atas udara, tapi ketika dipindahkan ke bawah tanah, akan terganggu.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya