Dark/Light Mode

86 RW Rawan Terendam

Payah, Proyek Pengendali Banjir Di DKI Nggak Serius

Sabtu, 30 Maret 2024 06:50 WIB
Warga menggunakan perahu saat banjir setinggi sekitar satu meter kawasan Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Senin (23/3/2024). (Foto: Rizki Syahputra/RM)
Warga menggunakan perahu saat banjir setinggi sekitar satu meter kawasan Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Senin (23/3/2024). (Foto: Rizki Syahputra/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta memetakan 86 Rukun Warga (RW) di 25 kelurahan masuk kategori rawan banjir. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta harus bekerja optimal mengurangi titik banjir ini.

Rincian daerah rawan banjir, yakni Jakarta Selatan 10 kelurahan. Ada 3 titik di Kelurahan Cipete Utara, 2 titik di Kelurahan Petogo­gan, 2 titik di Kelurahan Cipulir yaitu Pondok Pinang dan Ulujami.

Kemudian, Kelurahan Rawa­jati 3 titik, Kelurahan Bangka dan 5 titik di Pondok Labu. Paling banyak di kelurahan Pejaten Timur dan Jati Padang, masing-masing 8 titik.

Baca juga : Setan Merah Belum Kapok Buru Tiket Eropa

Jakarta Timur ada 7 kelurahan. Paling banyak di Kelurahan Kampung Melayu sebanyak 8 titik. Disusul Kelurahan Cawang 6 titik, Bidara Cina 5 titik, Kelu­rahan Rambutan 3 titik dan Ke­lurahan Cililitan, serta Cipinang Melayu masing-masing 2 titik.

Jakarta Barat ada 5 kelurahan, di Kelurahan Tegal Alur 5 titik, Kelurahan Rawa Buaya dan Kembangan Utara masing-masing 4 titik. Sedangkan Kelu­rahan Kedoya Utara 2 titik dan Kedoya Selatan 1 titik.

Jakarta Utara terdapat 3 kelu­rahan, paling banyak di wilayah Kelurahan Pluit, sebanyak 6 titik. Kelurahan Pademangan Barat dan Penjaringan masing-masing 1 titik.

Baca juga : Rybakina Hantam Azarenka

Wakil Ketua Komisi D De­wan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Nova Harivan Paloh mengatakan, Pemprov DKI Jakarta belum op­timal menangani banjir. Selain masih banyaknya wilayah rawan banjir, dia menyebut proyek pengendali banjir kurang serius.

Salah satunya, pembangunan waduk di daerah Mampang un­tuk mengurangi dampak banjir yang belum terealisasi. Bahkan, progres normalisasi Sungai Cili­wung terkait pembebasan lahan yang menjadi tugas Pemprov DKI pun tak kunjung rampung hingga saat ini.

“Normalisasi saja sampai sekarang prosesnya belum sele­sai,” sentil Nova dalam keterangannya, Selasa (26/3/2024).

Baca juga : Jaksa Eksekusi Aset 687 Juta Lembar Saham

Karena itu, dia mendesak Pemprov serius terhadap program-program penanganan banjir. Mengingat kemarin wilayah Te­gal Alur Jakarta Barat terendam banjir lebih dari 24 jam.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.