Dark/Light Mode

Konstruksi MRT Fase II, Mitigasi Banjir dan Gempa Jadi Tantangan Utama

Jumat, 28 Februari 2020 04:25 WIB
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar. (Foto: Istimewa)
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Konstruksi MRT Fase 2, Bundaran Hotel Indonesia-Ancol direncanakan dimulai Maret 2020 dan ditargetkan selesai Desember 2024.

Mitigasi bencana dalam proses konstruksi dan operasi menjadi fokus utama. Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan perencanaan struktur MRT Fase 2 sudah mempertimbangkan mitigasi terhadap bencana seperti Banjir, Kebakaran dan Gempa Bumi. Mitigasi ini disiapkan selama proses konstruksi dan operasi.

Dia mengungkapkan untuk mengantisipasi banjir ketinggian pintu masuk stasiun akan disesuaikan dengan kajian Hidrologi dengan periode banjir 200 tahun.

Baca juga : Semoga Stasiun Tanah Abang Bisa Manjain Para Penumpang

Karena itulah, selain ditinggikan dari permukaan tanah pintu masuk direncanakan akan dilengkapi flood protection panel setinggi 70 sentimeter untuk menjaga apabila banjir terjadi seagai akibat drainase kota yang tidak berfungsi secara optimum.

"Ada dua skenario banjir yang kami antisipasi belajar dari konstruksi fase 1. Yakni, banjir akibat aliran air yang disebabkan drainase rusak di sekitar stasiun.

Kemudian ketinggian banjir dengan probabilitas terjadi sekali dalam 200 tahun. Karena stasiun tidak boleh masuk air," kata William dalam Forum Jurnalis di Jakarta, Kamis (27/2).

Baca juga : Amien dan Zul Jadi Kawan Apa Lawan?

Untuk mengantisipasi kebakaran, di setiap stasiun dilengakapi dengan alat pemadam ringan, sprinkler, fire hydrant dan gas flooding system. Kemudian, juga setiap stasiun juga akan dilengkapi fire shutter untuk membatasi penyebaran api.

"Untuk evakuasi setiap stasiun akan memiliki 2 arah rute evakuasi. Jadi, memudahkan penumpang untuk mencari jalan keluar seandainya terjadi kebakaran," ungkapnya.

William menambahkan struktur MRT dirancang tahan terhadap gempa bumi. Kekuatan struktur bangunan mengacu pada standar nasional terkini. Sehingga struktur MRT Jakarta dapat menahan gempa perkiraan kasar sekitar 8,74 Skala Ritcher dalam radius 171,35 KM.

Baca juga : Bantu Antisipasi Banjir di Kramat Jati, Bamsoet Sumbang 4 Perahu Karet

"Analisis gempa bumi dalam perencanaan stasiun MRT Fase 2 dilakukan dalam dua level gempa dengan periode ulang berbeda. Yakni, periode gempa 100 tahun dan 2500 tahun," ungkapnya.

"Jika gempa bumi yang terjadi sangat besar maka train dispatcher akan mengarahkan untuk segera memberhentikan opersai kereta dan mengevakuasi penumpang," tandasnya.[MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.