Dark/Light Mode

Awanpanas Guguran Merapi Akibatkan Hujan Abu Tipis

Rabu, 30 Januari 2019 16:04 WIB
(Foto: BPPTKG, Kementerian ESDM)
(Foto: BPPTKG, Kementerian ESDM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral menegaskan, hujan abu tipis yang terjadi di daerah Boyolali dan sekitarnya pada Selasa (29/1) malam, diakibatkan oleh sejumlah kejadian awanpanas guguran Gunung Merapi, Yogyakarta. Daerah terdampak hujan abu tipis tersebut adalah Kota Boyolali, Kecamatan Musuk, Mriyan, Mojosongo, Teras, Cepogo, Simo, Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. 

Kesimpulan itu diperoleh berdasarkan analisis visual kejadian dan deposit (gambar 1.a). "Dapat kami pastikan, guguran pada Selasa (29/1) pukul 20.17, 20.53, dan 21.14 WIB adalah awanpanas guguran," ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida, dalam keterangan resminya, Rabu (30/1).

Baca juga : Merapi Gugurkan Lava Pijar, Boyolali Hujan Abu Tipis

Dalam kronologis kejadian, kegempaan Gunung Merapi pada tanggal 29 Januari 2019 periode 00.00 - 20.00 WIB mencatat 1 kali gempa low frequency, 2 kali multifase, 2 kali hembusan, 29 kali guguran, dan 1 kali tektonik jauh. Dalam periode waktu tersebut, terlihat 9 kali guguran ke arah hulu Kali Gendol, dengan jarak luncur 200-700 m. 

Awanpanas  guguran pertama teramati pada pukul 20.17 WIB, dengan jarak luncur 1.400 m dan durasi 141 detik (gambar 1.b). Awanpanas guguran kedua terjadi pada pukul 20.53 WIB, dengan jarak luncur 1.350 m dan durasi 135 detik. Sedangkan yang ketiga, terjadi pada pukul 21.41 WIB dengan jarak luncur  + 1.100 m dan durasi 111 detik. Semua awanpanas guguran menuju hulu Kali Gendol. 

Baca juga : Merapi Alami 5 Guguran Berdurasi 14-37 Detik

"Kejadian awanpanas guguran inilah yang menyebabkan hujan abu tipis di sejumlah lokasi," tandas Hanik. 

Tingkat aktivitas Merapi saat ini masih belum berubah. Statusnya masih Level II (Waspada), mengingat awanpanas guguran tersebut meluncur dengan jarak yang masih relatif pendek. Status Waspada ini bertahan sejak BPPTKG menetapkannya pada 22 Mei 2018. Untuk diketahui, ini adalah status Waspada terpanjang dalam sejarah Merapi.

Baca juga : BNI Siapkan Dana 4 Triliun

Terkait hal tersebut, BPPTKG merekomendasikan masyarakat yang berada di Kawasan Rawan Bencana III agar tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa, serta selalu mengikuti informasi aktivitas Merapi. "Radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk," tegas Hanik. [HES]


 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.