Dark/Light Mode

Anak-anak, Ibu Hamil, Lansia, dan Pedagang Ikut Berkerumun

Car Free Day Pertama Di Masa Pandemi Banyak Pelanggaran

Senin, 22 Juni 2020 07:21 WIB
Bukan hanya warga Jakarta yang tumpahruah saat Car Free Day. Tapi juga pesepeda dari daerah penyangga, seperti Bekasi, Tangerang Selatan, dan Depok.(Foto Dwi Pambudo/Rakyat Merdeka)
Bukan hanya warga Jakarta yang tumpahruah saat Car Free Day. Tapi juga pesepeda dari daerah penyangga, seperti Bekasi, Tangerang Selatan, dan Depok.(Foto Dwi Pambudo/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kemarin, hari pertama digelarnya kembali Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) alias Car Free Day (CFD) di Jalan Sudirman dan MH Thamrin, Jakarta. CFD ditiadakan sejak Maret lalu karena pandemi corona.

Berdasarkan pengamatan Rakyat Merdeka, jalanan yang biasanya dipadati kendaraan bermotor berubah menjadi lautan manusia. Ada yang berjalan kaki, berlari, dan bersepeda. Sayangnya, masih banyak anak-anak di bawah umur sembilan tahun, lanjut usia di atas 60 tahun, dan ibu hamil. Warga pun berkerumun, tak ada jaga jarak. Bahkan ada juga penjual es dan minuman.

Petugas kewalahan. Padahal, jumlahnya sudah banyak. Dari Satpol PP, Dishub, TNI, dan Kepolisian dari Polsek Menteng, Polres Metro Jakarta Pusat, serta Ditlantas Polda Metro Jaya, turun membantu mengatur warga. Petugas menyebar di berbagai titik. Banyak juga yang mutar-mutar memperingatkan warga yang berkerumun dengan pengeras suara.

“Bagi para warga diimbau untuk tidak berkerumun, menggunakan masker. Ayo jangan kumpul di trotoar, pindah berpencar,” teriak petugas dari Pospol Bundaran Hotel Indonesia (HI).

Sejumlah petugas lainnya pun rajin berkeliling ‘mengusir’ warga yang tak diberbolehkan datang ke CFD. Yakni ibu hamil, anak-anak, dan lansia. Sebab, rawan terpapar virus corona.

“Mohon tidak membawa anak-anak, lansia dan ibu hamil. Silakan segera meninggalkan area CFD,” imbau petugas di Jalan Sudirman berkali-kali.

Alim, warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, yang membawa dua anaknya mengaku tak tahu ada aturan larangan anak datang ke CFD. “Sudah berbulan-bulan suntuk di rumah. Makanya pas tahu CFD ada lagi, dari habis subuh ajak anak ke sini,” ujarnya.

Baca juga : Kapolres Jakarta Pusat Klaim Nggak Banyak Pelanggaran Di Car Free Day

Setelah dilarang, dia pun bergegas menuju tempat lain yang tak ada petugas yang mem- beri peringatan.

Ada Penjual Minuman

Pemprov DKI Jakarta memang sudah melarang pedagang berjualan di area CFD. Sebab, dikhawatirkan akan memicu kerumunan. Tapi kemarin, ada beberapa yang terlihat berjualan. Yakni pedagang es dan minuman keliling yang berusaha menjaga jarak satu dengan yang lainnya. Memang jumlah pedagang tidak sebanyak saat CFD sebelum pandemi corona.

Kawasan ini biasanya dijejali para pedagang. Bukan saja pedagang minuman. Tapi juga penjual pernak pernik dan asesoris. Yang unik, bukan hanya warga Jakarta yang tumpahruah di jalanan protokol tersebut. Tapi juga pesepeda dari daerah penyangga, seperti Bekasi, Tangerang Selatan, dan Depok.

Mereka berbondong-bondong menuju ke pusat Ibu Kota sejak pukul 05.00 hingga 06.00. Pegowes yang memakai sepeda lipat, sepeda gunung dan sepeda roadbike datang dengan berkelompok maupun sendirian. Nampak kerumunan dari mulai Bundaran HI hingga kawasan Monas. Beberapa pegowes ada yang tak mengenakan masker saat mengontel sepedanya. Sejumlah sepeda pun masih nampak membawa anak kecil.

Pada- hal jelas dilarang dalam aturan CFD masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi. Jalurnya Dipisah CFD digelar mulai pukul 06.00 sampai 10.00 WIB.

Arena ini hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin berolahraga. Warga yang beraktivitas di area CFD wajib memakai masker, membawa masker cadangan, tisu kering dan basah, alat pembayaran non-tunai, hand sanitizer, botol minum, dan kantong plastik. Bagi warga yang tidak memakai masker akan didenda Rp 250.000.

Baca juga : Menteri Tito Laksanakan Sholat Jumat Pertama di Masa Pandemi

Pemprov DKI membuat jalur terpisah bagi pejalan kaki, berlari, dan bersepeda. Bagi pesepeda disiapkan tiga lajur paling kanan. Sedangkan yang berlari satu lajur di paling kiri, dan trotoar bagi pejalan kaki.

Jika jalan hanya terdapat tiga lajur, seperti simpang Flyover Karet, maka dua lajur digunakan untuk jalur pesepeda, dan satu lajur untuk orang berlari, dan pejalan kaki tetap menggunakan trotoar. Pada Simpang Susun Semanggi, dua lajur sebelah kanan disiapkan untuk pesepeda. Sedangkan bagi olahraga lari dan pejalan kaki diarahkan melalui kolong Simpang Susun Semanggi.

Petugas pun nampak senantiasa berjaga memastikan tidak ada pesepeda yang masuk ke jalur pejalan kaki, ataupun sebaliknya. Diketahui, jalur pesepeda dan pejalan kaki dipisah dengan cone pembatas pada CFD per- dana masa PSBB transisi ini.

Kepala Dishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan, pada pelaksanaan CFD pertama di masa PSBB transisi ini dilakukan pemisahan jalur jalan untuk pesepeda, olahraga lari, dan jalan kaki.

“Penerapan protokol kesehatan wajib dilakukan setiap warga pada setiap aspek kegiatan, termasuk saat kegiatan berolahraga. Untuk itu, kami membuat lajur terpisah agar tidak terjadi keru- munan yang berisiko terjadi penu- laran Covid-19,” ujar Syafrin.

Wali Kota Jakarta Pusat, Bayu Megantara mengklaim, dalam pengamatannya peserta CFD perdana ini berjumlah cukup banyak khususnya pesepeda.

“Kita bahkan perbesar jalur sepeda sampai dengan dua sampai tiga jalur. Seperti yang kami lihat di lapangan, bahwa pesepeda Alhamdulillah cukup banyak dan yang berjalan kaki sedikit,” ujar Bayu kepada wartawan di lokasi CFD Jakarta Pusat, kemarin. 

Baca juga : Car Free Day Jadi Corona Worry Day

Bayumengungkapkan, ada sekitar 1.700 petugas gabungan dari Dinas Perhubungan, Satpol- PP, Dirlantas, hingga Polisi dan TNI berjaga di CFD Jakarta.

“Kalau dari kami Satpol PP dan Dishub sekitar 700, kalau TNI-Polri lebih dari 1.000 orang mungkin yang disebar di kawasan ini,” tambahnya.

Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Heru Novianto mengakui, CFD perdana di Jakarta lumayan rame. Namun, dia tidak menemukan banyak pelanggaran protokol kesehatan saat berpatroli keliling kawasan CFD.

“Saya berkeliling tadi tidak ada yang bergerombol berhenti. Mereka bergerak terus dan berhentinya tidak seberapa banyak. Kita terus imbau physical distancing, jaga jarak, pakai masker,” akunya di lokasi yang sama.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, kegiatan jual-beli untuk sementara belum boleh dilaksanakan karena berpotensi menciptakan kerumunan. Menurutnya, aktivitas di CFD seperti berjalan kaki, berlari, hingga bersepeda cenderung lebih bisa menjaga jarak aman.

“Tapi ketika berjualan itu potensinya padat. Karena itu CFD hanya untuk olahraga,” ujar Anies.[FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.