Dark/Light Mode

Pakar Epidemiologi UI

Lebih Baik CFD Ditiadakan, Sampai Vaksin Covid Ditemukan

Jumat, 26 Juni 2020 15:45 WIB
Antuasisme warga mengikuti acara Car Free Day di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta, Minggu (21/6). Ini adalah CFD pertama dan terakhir di kawasan tersebut, setelah dibekukan pada 12 Maret 2020 akibat pandemi Covid. (Foto: Dwi Pambudo)
Antuasisme warga mengikuti acara Car Free Day di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta, Minggu (21/6). Ini adalah CFD pertama dan terakhir di kawasan tersebut, setelah dibekukan pada 12 Maret 2020 akibat pandemi Covid. (Foto: Dwi Pambudo)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono mengkritisi keputusan Pemprov DKI Jakarta, yang menyebar lokasi Car Free Day (CFD) ke 32 titik di lima wilayah administratif Kota Jakarta.

Yunis menilai, pelaksanaan CFD sangat berisiko memunculkan klaster baru penularan Covid-19. Karena itu, Yunis menegaskan, event tersebut tidak usah digelar, sampai vaksin ditemukan.

Baca juga : Pasien Baru Masih Tinggi DKI Jakarta Belum Aman

"Pemprov tak perlu menggelar CFD sampai vaksin Covid-19 ditemukan. Tak perlu diberi tempat khusus. Biarkan saja warga berolahraga di sekitar kediamannya masing-masing," ujar Yunis.

Pendapat Yunis didukung Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta, Idris Ahmad. Ia menolak keputusan Pemprov DKI Jakarta membuka 32 lokasi pengganti CFD.

Baca juga : Wadaw, di Balik APD Transparan, Perawat Pasien Covid di Rusia Nekat Pakai Bikini

"Kami menolak. Lebih baik ditiadakan. Sebab, CFD ini berpotensi menjadi klaster penyebaran Covid-19 baru. Bisa menyebarkan klaster baru di 32 titik," kata Idris.

"Lebih baik, petugas gabungan baik Satpol PP, Dishub, TNI dan Polri difokuskan untuk pengamanan di sentra kegiatan ekonomi prioritas seperti pasar dan pusat perbelanjaan. Ini lebih baik, ketimbang menambah petugas di 32 titik CFD untuk satu hari saja. Lebih baik, petugas memantau pasar yang kini sedang gawat penyebarannya," lanjutnya.

Baca juga : WHO: Epidemiologi Lokal Harus Jadi Acuan Perangi Covid-19

Senada, Effendi yang merupakan warga Kebayoran Lama Jakarta Selatan meminta kegiatan CFD di berbagai wilayah ini dibatalkan. Effendi menilai, petugas akan kewalahan mengatur dan menerapkan protokol kesehatan kepada puluhan ribu warga yang datang di saat bersamaan. Selain itu, penyebaran virus Covid-19 juga masih sangat mengkhawatirkan.

"Lebih baik menghindari kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan, sebelum corona benar-benar terkendali. Kemarin di Sudirman-Thamrin saja kesusahan. Pasti banyak yang kumpul-kumpul. Belum lagi ada orang tua, anak-anak ikutan. Orang jualan pakai sepeda, mirip sama yang olahraga," tutur Effendi mewanti-wanti.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.